Al-Jazeerah,
Senin, 30/1/2012-8/3/1433
Komite Koordinasi Lokal melaporkan, bahwa 39 orang terbunuh
pada hari ini oleh tembakan pasukan keamanan Suriah, kebanyakan mereka di Homs
dan Reef Damaskus. Hal itu terjadi pada saat peperangan sengit berkobar antara
pasukan Suriah dan para tentara desertir dekat Damaskus.
Dewan Umum Revolusi Suriah melaporkan, bahwa di antara yang
terbunuh pada hari ini terdapat 5 anak kecil dan 6 tentara. Dewan itu menambahkan,
telah ditemukan 6 jenazah hari ini di Homs dari satu keluarga yang disembelih
lalu ditembak mati sedangkan jasad mereka diculik semuanya.
Para aktivis mengabarkan, bahwa penduduk Saqba di Reef
Damaskus meminta bantuan pertolongan untuk menolong korban yang terluka di
distrik yang mengalami serangan sengit tank-tank. Dewan Umum Revolusi itu
mengatakan, telah didata ada lebih dari 225 senjata tank, sedangkan semua
saluran komunikasi termasuk listrik dan air telah terputus dari distrik itu.
Di Ain Tarma, Hamuriyah dan Arben di provinsi itu sendiri,
para aktivis mengabarkan, bahwa pasukan keamanan menggerebek daerah di tengah-tengah
penembakan yang intensif. Demikian juga pasukan tentara mengepung kota Yabrud
secara total, mereka juga menyebarkan penembak jitu yang berada di atas atap
bangunan tinggi hingga para warga terbunuh dan lebih dari 17 luka-luka dengan
luka yang bervariasi sebagian dari mereka cukup parah.
Di Rastan dan distrik Baba Amr, Khalidiyah, Qushur di Homs,
para aktivis mengabarkan bahwa terdapat korban terbunuh dan luka-luka oleh bom
dan tembakan yang gencar.Dewan Umum Revolusi Suriah melaporkan, bahwa pasukan
tentara membom distrik Karmzaitun dan Jaurhsyayah dengan meriam dan tembakan
dari semua perbatasan yang mengepung dua distrik itu, dewan menambahkan tiga
orang luka-luka,dua diantaranya terluka parah.
Di Nashib provinsi Deera, para aktivis mengabarkan bahwa
pasukan tentara menggerebek dan memulai operasi penggeladahan di beberapa rumah
di sana.
Pertempuran
Di pihak lain, hari ini terjadi pertempuran di jalanan dekat
ibu kota Suriah Damaskus pada saat pasukan Presiden Bashar al-Asad memperkuat
cengkramannya di pinggiran kota yang telah dikuasai elemen tentara pembebasan
Suriah beberapa kilometer dari tempat pemerintahan Asad.
Para aktivis mengabarkan, bahwa pasukan Suriah kehilangan
kekuasaan atas Hamuriyah yaitu salah satu distrik yang Pasukan Suriah
mempergunakan kendaraan lapis baja dan meriam guna memaksa kelompok bersenjata
mundur, setelah mereka maju 8 km tidak jauh dari kota Damaskus.
Pertempuran sengit terjadi antara
tentara Suriah dan para desertir dekat Damaskus.
Seorang aktivis mengatakan kepada reuters, bahwa tentara
pembebasan Suriah melakukan serangan berbeda-beda kepada pasukan pemerintah
yang maju melewati distrik Saqba yang telah dikuasai kelompok bersenjata
beberapa hari lalu. Ia menambahkan “perang jalanan terjadi sejak fajar dan
tank-tank bergerak melewati jalan utama di tengah distrik sedangkan suara
tembakan senjata api berdesingan di semua tempat.
Pasukan keamanan Suriah juga pada hari Senin memasuki distrik
Rankus yang terletak 40 km sebelah utara Damaskus setelah dikepung selama 6
hari.
Mental
Dari segi lain, Komandan tentara pembebasan Suriah, Letnan
Riyadh al-As’ad mengatakan, bahwa semangat mental “batalion Bashar al-Asad”
mulai luntur dan pemerintah mulai kehilangan kekuatannya, yaitu dorongan untuk
melakukan pengeboman secara membabi buta terhadap sejumlah kota dan banyaknya
korban tewas.
Al-As’ad menambahkan dalam wawancara lewat telepon bersama
al-Jazeerah dari perbatasan Suriah dan Turki, bahwa tentara pembebasan Suriah berhadap-hadapan
dengan pemerintah di semua front di Suriah, nanti akan ada lagi kejutan-kejutan
di waktu yang akan datang, dan itu strategi pencopotan pemerintahan ini.
Ia menyebutkan, bahwa pemerintah Bashar al-Asad mulai memperbantukan
pasukan pengawal negara karena banyaknya pembelotan di antara barisan
tentaranya. Ia menambahkan, bahwa mayoritas besar tentara desertir bergabung
dengan tentara pembebasan Suriah karena mereka mendapatkan tempat melalui
pengaturan tertentu masalah ini.
Al-As’ad menegaskan,bahwa ideologi tentara pembebasan adalah
membela negara dan warga dari semua golongan, ia menganggap bahwa itu merupakan
prinsip pokok untuk membentuk tentara yang sebenarnya bagi negara bebas dan
demokratis Suriah masa depan. Ia menolak peran politik manapun bagi
pribadi-pribadi tentara masa depan sambil menegaskan bahwa tentara pembebasan
untuk melindungi negara dan ia akan meninggalkan politik para politikus.
Hukuman Mati
Dalam kasus lain, Ikatan Pembela HAM Suriah menyatakan, bahwa
pemerintah Suriah pada pekan lalu menghukum mati penggagas tentara pembebasan
Suriah, Kolonel Husein Harmus.
Organisasi itu mengatakan dengan melansir dari “sumber
militer yang terpercaya”, bahwa batalion dari unsur intelejen udara pada pekan
lalu telah menjatuhkan hukuman mati dengan cara ditembak atas kolonel Husein
Hormus pada waktu akhir malam.
Tetapi, gerakan perwira pembebasan membantah informasi ini
bahwa” tidak ada konfirmasi apapun mengenai tindakan hukuman mati Kolonel
pejuang Husein Hormus sampai saat ini”, ia menjelaskan bahwa Hormus “masih
menjadi tahanan di penjara al-Asadiyah.”
Kolonel Husein Hormus telah mengumumkan pembelotannya dari
tentara mulai bulan Juni lalu sebagai protes atas tindakan keji yang dilakukan
pemerintah Bashar al-Asad terhadap warga sipil.
Ledakan
Di sisi lain, kantor berita Suriah mengatakan, bahwa apa yang
mereka anggap kelompok teroris, telah meledakan saluran pipa gas antara Homs
dan Banyas.
Kantor berita itu mengatakan, bahwa” Kelompok teroris
bersenjata telah menargetkan operasi penghancuran saluran gas dari Homs ke
Banyas dekat Talkah’ di bagian tengah Suriah.