Selasa, 31 Januari 2012

39 Orang Terbunuh dan Peperangan Berkobar Dekat Damaskus


Al-Jazeerah, Senin, 30/1/2012-8/3/1433

Komite Koordinasi Lokal melaporkan, bahwa 39 orang terbunuh pada hari ini oleh tembakan pasukan keamanan Suriah, kebanyakan mereka di Homs dan Reef Damaskus. Hal itu terjadi pada saat peperangan sengit berkobar antara pasukan Suriah dan para tentara desertir dekat Damaskus.
Dewan Umum Revolusi Suriah melaporkan, bahwa di antara yang terbunuh pada hari ini terdapat 5 anak kecil dan 6 tentara. Dewan itu menambahkan, telah ditemukan 6 jenazah hari ini di Homs dari satu keluarga yang disembelih lalu ditembak mati sedangkan jasad mereka diculik semuanya.
Para aktivis mengabarkan, bahwa penduduk Saqba di Reef Damaskus meminta bantuan pertolongan untuk menolong korban yang terluka di distrik yang mengalami serangan sengit tank-tank. Dewan Umum Revolusi itu mengatakan, telah didata ada lebih dari 225 senjata tank, sedangkan semua saluran komunikasi termasuk listrik dan air telah terputus dari distrik itu.
Di Ain Tarma, Hamuriyah dan Arben di provinsi itu sendiri, para aktivis mengabarkan, bahwa pasukan keamanan menggerebek daerah di tengah-tengah penembakan yang intensif. Demikian juga pasukan tentara mengepung kota Yabrud secara total, mereka juga menyebarkan penembak jitu yang berada di atas atap bangunan tinggi hingga para warga terbunuh dan lebih dari 17 luka-luka dengan luka yang bervariasi sebagian dari mereka cukup parah.
Di Rastan dan distrik Baba Amr, Khalidiyah, Qushur di Homs, para aktivis mengabarkan bahwa terdapat korban terbunuh dan luka-luka oleh bom dan tembakan yang gencar.Dewan Umum Revolusi Suriah melaporkan, bahwa pasukan tentara membom distrik Karmzaitun dan Jaurhsyayah dengan meriam dan tembakan dari semua perbatasan yang mengepung dua distrik itu, dewan menambahkan tiga orang luka-luka,dua diantaranya terluka parah.
Di Nashib provinsi Deera, para aktivis mengabarkan bahwa pasukan tentara menggerebek dan memulai operasi penggeladahan di beberapa rumah di sana.
Pertempuran
Di pihak lain, hari ini terjadi pertempuran di jalanan dekat ibu kota Suriah Damaskus pada saat pasukan Presiden Bashar al-Asad memperkuat cengkramannya di pinggiran kota yang telah dikuasai elemen tentara pembebasan Suriah beberapa kilometer dari tempat pemerintahan Asad.
Para aktivis mengabarkan, bahwa pasukan Suriah kehilangan kekuasaan atas Hamuriyah yaitu salah satu distrik yang Pasukan Suriah mempergunakan kendaraan lapis baja dan meriam guna memaksa kelompok bersenjata mundur, setelah mereka maju 8 km tidak jauh dari kota Damaskus.
  
Pertempuran sengit terjadi antara tentara Suriah dan para desertir dekat Damaskus.
Seorang aktivis mengatakan kepada reuters, bahwa tentara pembebasan Suriah melakukan serangan berbeda-beda kepada pasukan pemerintah yang maju melewati distrik Saqba yang telah dikuasai kelompok bersenjata beberapa hari lalu. Ia menambahkan “perang jalanan terjadi sejak fajar dan tank-tank bergerak melewati jalan utama di tengah distrik sedangkan suara tembakan senjata api berdesingan di semua tempat.
Pasukan keamanan Suriah juga pada hari Senin memasuki distrik Rankus yang terletak 40 km sebelah utara Damaskus setelah dikepung selama 6 hari.
Mental
Dari segi lain, Komandan tentara pembebasan Suriah, Letnan Riyadh al-As’ad mengatakan, bahwa semangat mental “batalion Bashar al-Asad” mulai luntur dan pemerintah mulai kehilangan kekuatannya, yaitu dorongan untuk melakukan pengeboman secara membabi buta terhadap sejumlah kota dan banyaknya korban tewas.
Al-As’ad menambahkan dalam wawancara lewat telepon bersama al-Jazeerah dari perbatasan Suriah dan Turki, bahwa tentara pembebasan Suriah berhadap-hadapan dengan pemerintah di semua front di Suriah, nanti akan ada lagi kejutan-kejutan di waktu yang akan datang, dan itu strategi pencopotan pemerintahan ini.
Ia menyebutkan, bahwa pemerintah Bashar al-Asad mulai memperbantukan pasukan pengawal negara karena banyaknya pembelotan di antara barisan tentaranya. Ia menambahkan, bahwa mayoritas besar tentara desertir bergabung dengan tentara pembebasan Suriah karena mereka mendapatkan tempat melalui pengaturan tertentu masalah ini.   
Al-As’ad menegaskan,bahwa ideologi tentara pembebasan adalah membela negara dan warga dari semua golongan, ia menganggap bahwa itu merupakan prinsip pokok untuk membentuk tentara yang sebenarnya bagi negara bebas dan demokratis Suriah masa depan. Ia menolak peran politik manapun bagi pribadi-pribadi tentara masa depan sambil menegaskan bahwa tentara pembebasan untuk melindungi negara dan ia akan meninggalkan politik para politikus.
Hukuman Mati
Dalam kasus lain, Ikatan Pembela HAM Suriah menyatakan, bahwa pemerintah Suriah pada pekan lalu menghukum mati penggagas tentara pembebasan Suriah, Kolonel Husein Harmus.
Organisasi itu mengatakan dengan melansir dari “sumber militer yang terpercaya”, bahwa batalion dari unsur intelejen udara pada pekan lalu telah menjatuhkan hukuman mati dengan cara ditembak atas kolonel Husein Hormus pada waktu akhir malam.
Tetapi, gerakan perwira pembebasan membantah informasi ini bahwa” tidak ada konfirmasi apapun mengenai tindakan hukuman mati Kolonel pejuang Husein Hormus sampai saat ini”, ia menjelaskan bahwa Hormus “masih menjadi tahanan di penjara al-Asadiyah.”
Kolonel Husein Hormus telah mengumumkan pembelotannya dari tentara mulai bulan Juni lalu sebagai protes atas tindakan keji yang dilakukan pemerintah Bashar al-Asad terhadap warga sipil.
Ledakan
Di sisi lain, kantor berita Suriah mengatakan, bahwa apa yang mereka anggap kelompok teroris, telah meledakan saluran pipa gas antara Homs dan Banyas.
Kantor berita itu mengatakan, bahwa” Kelompok teroris bersenjata telah menargetkan operasi penghancuran saluran gas dari Homs ke Banyas dekat Talkah’ di bagian tengah Suriah.