Minggu, 03 Februari 2013

Oposisi Suriah: Sikap Diam Dunia Beri Lisensi Assad Membunuh


Kamis, 31 Januari 2013


Hidayatullah.com--Pihak oposisi di Suriah menyatakan hari Rabu (30/01/2013), “sikap diam diri dunia” sedang memberikan rezim Bashar Al-Assad lisensi untuk membunuh, setelah sehari sebelumnya ditemukan puluhan pemuda terbunuh dalam suatu eksekusi dengan tembakan di kota Aleppo.

Komentar itu muncul setelah utusan PBB Lakhdar Brahimi mengatakan, perang di Suriah telah mencapai "tingkat horor belum pernah terjadi sebelumnya," dan Dewan Keamanan PBB harus segera bertindak untuk menghentikan pembantaian tersebut.

Saksi dan pejuang mengatakan, mayat 78 pemuda, yang semua dieksekusi dengan tembakan tunggal, ditemukan Selasa di sungai di Aleppo. Peristiwa ini menambah daftar suram pembantaian yang dilakukan selama 22 bulan konflik Suriah.

Pemberontak menyalahkan rezim atas pembunuhan, namun pihak berwenang Suriah menuduh kelompok pejuang Al-Nusra Front telah melakukan pembantaian.

Koalisi Nasional Suriah, aliansi oposisi utama, meminta kelompok-kelompok hak asasi menyelidiki pembantaian tersebut dan "membawa pembunuh ke pengadilan." “Kelambanan dunia terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Suriah mendorong para pembunuh melanjutkan kejahatan mereka... Para pemuas nafsu masih tetap berada dalam posisinya di sebagian besar negara ... memberikan lampu hijau bagi para pelaku genosida melanjutkan apa yang mereka lakukan," kata mereka, dilaporkan laman berita Saudi Gazette.

Koalisi menyatakan "terkejut atas pembantaian terbaru mengerikan yang dilakukan oleh (Presiden Bashar Al-) rezim Assad terhadap warga sipil tak berdosa." Mereka menyerukan Dewan Keamanan merujuk masalah ini ke Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag.

"Dunia telah meninggalkan kewajiban moral dan komitmen politik kepada rakyat Suriah, membiarkan rezim kriminal Suriah membunuh puluhan warga dengan menggunakan taktik yang paling brutal dan pengecut," kata pernyataan itu.

Di Aleppo, Ummu Mohammad berjalan perlahan-lahan di antara 32 mayat terselubung yang tergeletak di lantai sekolah, saat akan dikuburkan Rabu. Mereka ditembak pada titik-jarak dekat.

Dia kemudian berhenti dan berlutut, serta menarik penutup pada wajah yang begitu hancur untuk mengenalinya. Salah satu pejuang membantunya menyingkap lebih jauh penutup untuk memperlihatkan tato di lengan kanan korban.

Ummu Mohammad lantas menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan mulai menangis. "Ini keponakannya, seorang dokter dari kota Maraaa yang menghilang pada bulan Juli," kata suaminya, Abu Ahmed, yang sempat berada di tepi Sungai Quweiq di Aleppo Selasa.

Di sana ia ikut membantu menarik dari air sejumlah jasad. Beberapa saksi mengatakan, jasad itu sebanyak  108 orang dari kalangan anak muda, bahkan anak-anak.

"Kami akan membalas apa yang terjadi kemarin. Kematian tak berdosa ini tidak akan luput dari hukuman," kata komandan pejuang Abdel Khader Al-Sada kepada AFP. "Semua warga sipil yang tinggal di zona bebas dianggap musuh rezim. Semua orang Suriah adalah musuh rezim. Assad siap menghabisi setiap rakyatnya agar bisa terus tetap berkuasa," katanya


Kamis, 31 Januari 2013 

Pihak oposisi di Suriah menyatakan hari Rabu (30/01/2013), “sikap diam diri dunia” sedang memberikan rezim Bashar Al-Assad lisensi untuk membunuh, setelah sehari sebelumnya ditemukan puluhan pemuda terbunuh dalam suatu eksekusi dengan tembakan di kota Aleppo.

Komentar itu muncul setelah utusan PBB Lakhdar Brahimi mengatakan, perang di Suriah telah mencapai "tingkat horor belum pernah terjadi sebelumnya," dan Dewan Keamanan PBB harus segera bertindak untuk menghentikan pembantaian tersebut.

Saksi dan pejuang mengatakan, mayat 78 pemuda, yang semua dieksekusi dengan tembakan tunggal, ditemukan Selasa di sungai di Aleppo. Peristiwa ini menambah daftar suram pembantaian yang dilakukan selama 22 bulan konflik Suriah.

Pemberontak menyalahkan rezim atas pembunuhan, namun pihak berwenang Suriah menuduh kelompok pejuang Al-Nusra Front telah melakukan pembantaian.

Koalisi Nasional Suriah, aliansi oposisi utama, meminta kelompok-kelompok hak asasi menyelidiki pembantaian tersebut dan "membawa pembunuh ke pengadilan." “Kelambanan dunia terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Suriah mendorong para pembunuh melanjutkan kejahatan mereka... Para pemuas nafsu masih tetap berada dalam posisinya di sebagian besar negara ... memberikan lampu hijau bagi para pelaku genosida melanjutkan apa yang mereka lakukan," kata mereka, dilaporkan laman berita Saudi Gazette.

Koalisi menyatakan "terkejut atas pembantaian terbaru mengerikan yang dilakukan oleh (Presiden Bashar Al-) rezim Assad terhadap warga sipil tak berdosa." Mereka menyerukan Dewan Keamanan merujuk masalah ini ke Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag.

"Dunia telah meninggalkan kewajiban moral dan komitmen politik kepada rakyat Suriah, membiarkan rezim kriminal Suriah membunuh puluhan warga dengan menggunakan taktik yang paling brutal dan pengecut," kata pernyataan itu.

Di Aleppo, Ummu Mohammad berjalan perlahan-lahan di antara 32 mayat terselubung yang tergeletak di lantai sekolah, saat akan dikuburkan Rabu. Mereka ditembak pada titik-jarak dekat.

Dia kemudian berhenti dan berlutut, serta menarik penutup pada wajah yang begitu hancur untuk mengenalinya. Salah satu pejuang membantunya menyingkap lebih jauh penutup untuk memperlihatkan tato di lengan kanan korban.

Ummu Mohammad lantas menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan mulai menangis. "Ini keponakannya, seorang dokter dari kota Maraaa yang menghilang pada bulan Juli," kata suaminya, Abu Ahmed, yang sempat berada di tepi Sungai Quweiq di Aleppo Selasa.

Di sana ia ikut membantu menarik dari air sejumlah jasad. Beberapa saksi mengatakan, jasad itu sebanyak  108 orang dari kalangan anak muda, bahkan anak-anak.

"Kami akan membalas apa yang terjadi kemarin. Kematian tak berdosa ini tidak akan luput dari hukuman," kata komandan pejuang Abdel Khader Al-Sada kepada AFP. "Semua warga sipil yang tinggal di zona bebas dianggap musuh rezim. Semua orang Suriah adalah musuh rezim. Assad siap menghabisi setiap rakyatnya agar bisa terus tetap berkuasa," katanya

http://hidayatullah.com

Tidak ada komentar: