Minggu, 03 Februari 2013

Tentara Suriah Redam Serangan Gerilyawan

Senin, 04 Pebruari 2013, 08:34 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Gerilyawan bersenjata pada Ahad (3/2) berusaha menyerang helikopter bermeriam di Provinsi Ar-Raqqa, tapi anggota awak helikopter tersebut membalas dan menewaskan banyak penyerang, kata stasiun TV pro-pemerintah.
Helikopter itu harus mendarat 15 kilometer dari Bandar Udara Militer Ath-Thawra di daerah tersebut karena engalami kerusakan, kata TV Al-Ekhbaria. Ditambahkannya, beberapa pria bersenjata berusaha menyerang helikopter bermeriam itu tapi serangan mereka dipatahkan oleh tentara.
Stasiun televisi tersebut juga melaporkan bentrokan antara gerilyawan bersenjata dan prajurit pemerintah di sekitar penjara pusat di Provinsi Deir Az-Zour di bagian timur Suriah pada Ahad. Ditambahkannya, banyak pria bersenjata tewas selama bentrokan itu.
Sementara itu, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia --kelompok pegiat yang berpusat di London, Inggris-- mengatakan kanselir di Kota Aleppo, Ibrahim Azooz, tewas pada Sabtu oleh petempur oposisi bersama putri dan istrinya.
Obervatorium, Ahad, menyiarkan rekaman video di laman Facebooknya untuk memperlihatkan mayat Azooz tergeletak di satu lorong di Kabupaten Sheikh Saeed, demikian laporan Xinhua.
Kelompok pegiat Suriah tersebut juga menyiarkan video yang memperlihatkan gerilyawan sedang "menghukum" mati empat pria muda yang dituduh memiliki hubungan dengan pasukan keamanan Suriah dan membunuh seorang petempur gerilyawan.
Video lain yang disiarkan oleh Observatorium memperlihatkan beberapa mayat sedang ditarik ke luar satu bangunan rusak. Menurut jaringan itu, kerusakan tersebut adalah akibat dari pemboman tentara Suriah terhadap Kabupaten Al-Ansar Ash-Sharqi di Aleppo.
Namun jejaring berita daring pro-pemerintah Suriah mengatakan bangunan itu rusak ketika gerilyawan bersenjata berusaha menyerang satu jet tempur Suriah dengan menggunakan roket yang tak mengenai sasaran dan menghantam bangunan di Al-Ansari tersebut. Banyak penghuni bangunan itu tewas. Meskipun begitu, tak satu pun dari laporan tersebut bisa dikonfirmasi secara terpisah.
Ledakan dan serangan telah menjadi peristiwa sehari-sehari di Suriah, yang telah dirongrong krisis selama 22 bulan. Lebih dari 60 ribu orang dilaporkan telah tewas sementara upaya untuk mewujudkan perdamaian telah goyah, kata PBB.

http://www.republika.co.id
 

Tidak ada komentar: