Sabtu, 16 Maret 2013
Beberapa
bulan terakhir ini, Iran telah secara signifikan memberikan dukungan
militer terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Dan bersama Rusia,
Iran berusaha memperkuat posisinya sebagai penghubung pemerintah dalam
memperkuat posisi Bashar dalam perang ini. Demikian dikatakan sejumlah
diplomat Barat.
Senjata-senjata dari Iran terus masuk ke Suriah
melalui Iraq dan sekarang dikabarkan ditambah dari rute lainnya, yaitu
Turki dan Libanon. Penyelundupan ini melanggar embargo senjata PBB atas
Iran. Namun beberapa petinggi Irak dan Turki membantah keterlibatan
negara mereka. Demikian dikutip Sahabat Suriah dari Reuters.
Dukungan
Iran terhadap Assad menunjukkan, perang Suriah memasuki fase baru
dimana Iran mencoba mengakhiri pertempuran dengan menggandakan
bantuannya dan membuat pemerintah Suriah semakin terisolasi.
Senjata-senjata Iran juga dipakai oleh kelompok militan Syiah,
Hizbullah. Kelompok ini menjadi semakin aktif di Suriah bawah dukungan
pasukan Assad.
Konflik Suriah dimulai dua tahun lalu yang
merupakan bentuk perlawanan rakyat terhadap penindasan rezim otoriter
Assad. Sebanyak 70.000 orang terbunuh dalam konflik ini dan lebih dari
satu juta orang mengungsi dari Suriah. Iran menggunakan pesawat-pesawat
sipil (komersial) untuk menerbangkan awak militernya dan membawa
sejumlah besar persenjataan melewati wilayah udara Iraq demi membantu
Assad.
Iraq menolak laporan tersebut tapi kemudian Iraq memeriksa
semua penerbangan dari Iran. Menurut para diplomat, sebagian besar
persenjataan saat ini dikirim ke Suriah. Penyelundupan senjata dari Iran
terus dilanjutkan melalui wilayah udara dan jalur darat Irak. Baghdad
berulang kali berjanji menghentikan pasokan senjata dari Iran ke Assad
yang melanggar embargo senjata PBB atas Teheran terkait program
nuklirnya.
Seorang anggota Syabihah alias "pasukan hantu" pendukung fanatik Bashar Al-Assad sedang tunjukkan otot. foto: Business Insider
Seorang anggota Syabihah alias “pasukan hantu” pendukung fanatik Bashar Al-Assad sedang tunjukkan otot. foto: Business Insider
“Iran
benar-benar menyokong rezim Assad ini,” ujar seorang diplomat senior
Barat pekan ini. “Mereka meningkatkan dukungan terhadap Suriah selama
tiga sampai empat bulan terakhir ini melalui wilayah udara Iraq dan
sekarang senjata-senjata juga dibawa memakai truk. Iraq terus berusaha
mencari jalan lain,” sambungnya.
Ia juga menuturkan bahwa Iran
memainkan peran penting dalam konflik Suriah, begitu juga terhadap
Hizbullah. Saat ini, lanjutnya, perang sipil Suriah berubah menjadi
konflik agama dimana kelompok Sunni melawan Syiah dan anggota sekte ‘Alawiyah Assad (cabang dari Syiah).
Penasihat
media Perdana Menteri Irak, Ali al-Moussawi menolak kuat tuduhan
keterlibatan Iraq atas konflik Suriah. Ia mengatakan, “Tidak ada dan
tidak akan pernah ada pengiriman senjata dari Iran ke Suriah melalui
Irak, baik itu melalui jalan darat atau pun udara.”
Para diplomat
melanjutkan, Rusia juga merupakan pemasok utama senjata untuk Assad.
Bedanya dengan Iran, baik Suriah maupun Rusia tidak dilarang PBB untuk
memperdagangkan senjata. Namun menerima senjata dari Iran akan menjadi
pelanggaran atas sanksi PBB terhadap Iran.
Rusia sendiri
mengkritik pemerintah Amerika, Eropa dan Teluk Arab karena membantu para
pemberontak Suriah yang ingin menggulingkan Assad. Rusia sudah
mengatakan berulang kali bahwa dukungan militernya terhadap Suriah,
termasuk sistem pertahanan anti misil udara dan tidak ada
senjata-senjata penyerang, seperti helikopter.
Pasokan Senjata Lewat Turki dan Libanon?
Juru
bicara misi Iran untuk PBB, Alireza Miryousefi mengatakan, “Kami yakin
Suriah tidak membutuhkan bantuan militer apa pun dari Iran. Sayangnya
kondisi di Suriah dan seluruh negara Timur Tengah saat ini menjadi
semakin berisiko karena campur tangan asing dan pemberian senjata kepada
kelompok-kelompok ekstrimis.” Ia juga mengatakan bahwa Teheran ingin
mengakhiri konflik antara pemerintah dan pihak oposisi melalui dialog.
Seorang anak di dekat bom rezim Assad yang dengan izin Allah tidak meledak. foto: Daily Telegraph
Seorang anak di dekat bom rezim Assad yang dengan izin Allah tidak meledak. foto: Daily Telegraph
Duta
besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja’afari belum memberikan komentarnya.
Para diplomat yang dikutip oleh Reuters menjelaskan rute utama
pengiriman senjata ke Suriah masih melewati Iraq, meski ada jalur
alternatif lewat wilayah udara Turki.
Para diplomat juga
mengatakan dua maskapai Iran, yaitu Iran Air dan Mahan Air dikenal
sebagai pelanggar embargo senjata Iran. Kedua maskapai ini disebut dalam
laporan intelijen bulan September terkait penyelundupan senjata ke
Suriah dari Iran. Departemen Keuangan Amerika pun telah memasukkan kedua
maskapai ini dan Yas Air ke dalam daftar hitam karena keterlibatannya
pada Korps Penjaga Revolusi Iran.
Peralatan-peralatan yang
dikirim memakai maskapai Iran Air dan Mahan Air mulai dari peralatan
komunikasi, senjata sederhana sampai senjata canggih. Beberapa dari
senjata itu sering dipakai untuk meluluhlantahkan rakyat Suriah oleh
Hizbullah dan rezim Suriah. Peralatan itu termasuk juga suku cadang
untuk berbagai perangkat keras, seperti pesawat tak berawak, (UAV) dan
rudal balistik (SSMs).
Ada sekitar lima ton senjata yang diangkut
dan disembunyikan setiap kali penerbangan. Pengiriman ini dilakukan
hampir setiap minggu. Senjata yang diangkut ini dipindahkan terpisah
setelah kargo-kargo sipil dibongkar.
Di masa lalu, Turki sudah
mencegat penyelundupan senjata dari Iran dan melaporkannya kepada komite
sanksi dewan keamanan PBB. Turki juga secara agresif berusaha membasmi
penyelundupan senjata dari Iran yang dikirim melalui wilayah udaranya.
Ini membuat Iran mulai menggunakan wilayah udara Irak.
Duta besar
Libanon untuk PBB, Nawaf Salam menolak berkomentar terkait isu ini.
Seorang pejabat di bandara Beirut yang menolak disebutkan namanya juga
membantah tuduhan keterlibatan Libanon atas penyelundupan senjata dari
Iran ke Suriah melalui bandara Beirut. Libanon sendiri memiliki hubungan
yang rumit dengan negara tetangganya, Suriah. Populasinya terpecah
selama konflik Suriah ini. Sekjen PBB, Ban Ki-moon pekan lalu mendesak
Libanon yang menjadi tempat mengungsi ribuan rakyat Palestina agar tetap
netral.*
Hidayatullah.com--
Rep: Panji Islam
Red: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar