Syeikh Said
Ramadhan Al Buthy telah wafat, tidak hanya meninggalkan karya dan banyak
pendapat yang perlu dipelajari dan dikaji oleh generasi selanjutnya, namun juga
meninggalkan pernyataan-pernyataan yang dinisbatkan kepada beliau yang
berpotensi menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Termasuk dalam hal ini,
beberapa cuplikan video yang menayangkan Syeikh Al Buthy, yang gencar
disebarkan di dunia maya pasca peristiwa pembunuhan beliau.
Dari berbagai
video yang diedarkan, salah satu video yang penulis tertarik untuk menelisik
dan membahas saat ini adalah video yang berasal dari kanal Wishal, yang bertajuk “Al Buthy Berharap Menjadi
Jari dari Jari-jari Hasan Nashrallah”.
Dalam video
itu, disuguhkan tayangan talk
show, di mana seorang host
menyampaikan,”Kita akan menyaksikan cuplikan untuk Buthy, dimana
dia berharap menjadi jari dari jari-jari Hasan Nasharallah yang telah membunuh
dengan jari-jarinya itu saudara-saudara kita di Suriah.”
Kemudian,
tampillah cuplikan gambar dimana terlihat Syeikh Al Buthy berceramah dan
menyampaikan, ”Aku telah mengharap menjadi bagi Allah sama dengan jari Hasan
Nashrallah dan setiap jari di dua tangannya adalah pasukan. (Sedangkan-pent)
Aku tidak pernah berperang, dan tidak pernah diletakkan agar aku bertahan di
parit pertempuran dalam rangka berjihad di jalan Allah agar aku bisa melepas
panah yang digunakan untuk menembak oleh para sahabat Rasulullah…” Dengan
pengulangan kalimat, ”Sama dengan jari Hasan Nashrallah,” dua kali.
Setelah
cuplikan ditayangkan, seorang syeikh pun berkomentar mengenai Syeikh Al Buthy,”
Benar apa yang dikatakan Syeikh Ali Ash Shabuni mengenai dirimu. Bahwa Allah
telah menyesatkanmu dengan ilmumu. Adapun aku, ini dia, sesungguhnya aku
mengetahui sebelumnya bahwa engkau bukan seorang yang berilmu, akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan mereka tidak mengetahui banyak makna
ilmu. Maka aku mengatakan Allah telah menyesatkanmu atas kebodohanmu. Apakah tidak layak bagimu mengatakan ‘Aku mengharap untuk
menjadi jari dari jari-jari Abu Bakr dan Umar? Ataukah engkau takut Syi’ah
mengkritikmu? Tidaklah sebagaimana engkau ketahui bahwa temanmu Hasan
Nashrallah mengkafirkan Abu Bakr dan Umar serta mencela Aisyah? Kemudian engkau
mengatakan bahwa engkau jari dari jari-jari takfiri
ini atau engkau bodoh mengenai apa-apa yang ada dalam buku-bukunya.
Tidakkah lebih layak bagimu membaca buku-bukunya mengenai aqidahnya, kecuali
Hasan Nashrallah telah mentalak akidahnya secara umum dan terperinci. Dan
betapa sayang, sungguh sayang atas laki-laki yang menyesatkan dan tersesat. Kita
berdoa, kita berlindung kepada Allah darinya, dari kesesatan setelah petunjuk.”
Video
Berasal dari Kanal Hizbullah
Sebelum
membahas mengenai pengantar host
atau pun komentar dari syeikh di atas, kita perlu membahas dulu
cuplikan video tayangan Syeikh Al Buthy yang dijadikan obyek pembicaraan dalam
kanal Wishal itu.
Perlu
diketahui, cuplikan yang disiarkan Wishal
itu bukan milik kanal itu. Namun bersumber dalam Al Manar, sebuah kanal
milik Hizbullah yang berpaham Syiah. Perhatikan, logo Al Manar yang berwarna
kuning terlihat samar-samar di bawah logo Al
Wishal. Dan dengan kondisi yang demikian, maka ketajaman video
sudah banyak berkurang dan terlihat buram hingga sulit dijadikan obyek untuk
analisa.
Tidak
Konsisten Antara Suara dan Mimik
Jika
demikian, perlu merujuk kepada video yang lebih jelas, yakni video dari Al Manar (kilik
tulisan Al Manar) asal dari video yang ditayangkan Wishal. Dalam video yang disiarkan Al Manar ini disamping
lebih jelas, juga lebih panjang durasinya. Nah, di video inilah terlihat dengan
jelas beberapa kejanggalan.
Nah, apa saja
kejanggalan yang terlihat? Penulis menemukan ada ketidak serasian antara
memimik mulut dalam visual dengan suara di beberapa tempat namun ada
keselarasan di tempat lain. Dalam video Al
Manar yang berdurasi 29 detik ketidak singkronan itu bisa dilihat
saat di awal, yakni saat suara yang muncul berbunyi, ”Qultu hadzal amsi, kuntu atamanna an
akuna indallahi musawiyan liashbik…” (Aku telah mengatakan hal ini
kemarin, aku telah mengharap bagi Allah sama dengan jari…) Namun begitu masuk
ke kata selanjutnya, ”Hasan Nashrallah” ada kesingkronan antara suara dan
mimik, di mana obyek terlihat mengangguk.
Ketidak
singkronan kembali mencolok terlihat setelah bunyi,”…mimma dharaba bihi ashabu Rasulillah
Shallallahu Alaihi Wasallam.” (…dari apa-apa yang digunakan
dengannya untuk menembak oleh para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam …) Di mana ketika suara sudah terhenti, mimik obyek dalam video masih
menunjukkan sedang berbicara. Bahkan ini juga terlihat jelas dalam video Wishal, meski kualitas
ketajamannya gambarnya di bawah video aslinya, perhatikan di 00:47.
Memang bisa
saja karena masalah teknis kadang suara terlambat atau mendahului video hingga
terjadi ketidak singkronan antara audio dan visual. Namun dalam kasus yang
demikian itu ketidak singkronan akan terus konsisten, jika suara di depan maka
ia terus di depan, jika suara di belakang maka ia terus di belakang. Nah, yang
terjadi dalam video ini, ada kesingkronan, yakni saat penyebutan “Hasan
Nashrallah”, namun dalam beberapa kalimat lainnya ada ketidaksingkronan.
Penulis tidak
hendak menuduh pihak manapun telah melakukan editing
atau rekayasa dalam video ini. Namun penulis menyampaikan bahwa
pada video ini, sejak dari asalnya, yakni kanal Al Manar sudah bermasalah. Bersambung…
Oleh: Imad Affat
Penulis
pemerhati dunia Islam dan pernah berpengalaman terjemah film dokumenter Timur
Tengah
http://www.hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar