Selasa, 06 Desember 2011

Terdapat 60 Jenazah di Homs dan semakin bertambah Jumlah Korban Tewas dan Tahanan di Suriah Dewan Jenderal Revolusi Suria mengatakan sedikitnya 22 orang diantaranya wanita tewas tertembak pada hari senin oleh tentara Suriah. Korban kebanyakan di Homs yang diketahui berjumlah 10 jenazah yang diculik sebelumnya oleh kelompok yang disebut Asyabihah berdasarkan laporan pengamat HAM Suriah yang juga menyebutkan adanya korban 3 orang tentara di Dar'a. Informasi jumlah korban ini muncul saat berlangsungnya demonstrasi, penangkapan dan penahanan, pada saat Damaskus menyatakan menerima syarat penandatanganan protocol khusus untuk mengirimkan pemantau Arab ke Suriah. Dewan Revolusi Suriah mengatakan para korban 9 diantaranya di Homs dan yang lainnya divonis dengan penyiksaan di kota Almusaifirah Dar'a. Pihak Dewan Revolusi mengatakan kepada Pengamat HAM mereka telah mengetahui 60 jenazah yang diculik kelompok Asyabihah di salah satu distrik Homs. Pengamat HAM itu meliris berita dari salah satu akitivis oposisi yang menyaksikan 34 jenazah warga distrik-distrik yang membangkang kepada pemerintah yang diculik kelompok Syabihah hari Senin di lapangan distrik Azzahra pendukung pemerintah di kota Homs. Kantor Berita Reuters mengatakan belum jelas sebab kematian mereka tetapi para aktivis dan para penduduk mengungkapkan serangkaian penculikan sejak Ahad. Itu merupakan cara operasi kelompok pembunuh akhir-akhir ini di kota itu terhadap salah satu oposisi bersenjata yang menentang Basyar Al-Asad. Korban dari Pihak Tentara Pengamat mengatakan 3 orang petugas keamanan diantaranya seorang tentara dan polisi tewas Senin tatkala mereka yang terjebak melepaskan senjata api di depan Pengadilan Da'il di wilayah Dar'a. Mereka yang terjebak membakar bis kecil milik petugas keamanan, sementara itu ratusan petugas keamanan menyebar di pintu masuk Selatan dan utara Da'il lalu melakukan penangkapan dan penahanan. Dewan Jenderal Revolusi itu menyebutkan bahwa Da'il mendapat serangan senjata api terus-menerus dan senjata berat dari petugas keamanan dan tentara. Dewan itu menambahkan bahwa petugas keamanan menahan lebih dari 20 orang di kota Talbisa di Homs. Juga mereka menembak pemuda yang yang ditangkap sejak dua hari lalu dan menyerahkan jenazahnya kepada keluarganya dan bekas siksaan terlihat di badannya. Dewan itu menyebutkan petugas keamanan menambah operasi militer ke kota I'zar di Halab dan menutup pintu masuk dan keluar kota itu. Petugas keamanan dan ASyabihah juga menculik bis kecil yang berisi 15 orang diantaranya terdapat 6 mahasiswi. Di Sahmi Aljolan Dar'a tentara dan petugas keamanan menodai para keluarga dan menangkap sembarangan dan menghancurkan tempat tinggal dan menyerang rumah-rumah. Pengamat itu menyebutkan para petugas keamanan menghentikan 10 mahasiswa yang ikut demontrasi anti pemerintah Harsata dekat Damaskus. Di kota pesisir Jabala petugas keamanan menahan 8 siswa SMA di sekolah mereka karena dianggap menghina Basyar Al-Asad kata seorang pengamat dan Komisi Koordinasi Lokal. Pengamat itu menambahkan bahwa 30 mahasiswa Dar'a ditahan juga 60 orang lainnya diusir dari kotanya sendiri dari Universitas Tisrin di sebelah barat laut Ladziqiya. Ini terjadi saat berlangsung demontrasi menuntut mundurnya pemerintah. Para aktivis menyebarkan rekaman demontrasi di kota Malihah barat di wilayah Dar'a dan Tel rif'at di Ref Halab. Laporan lain menyebutkan Dubes Suriah untuk Libanon Ali Abdul Karim meminta pemerintah Lebanon melarang penyelundupan senjata dari Lebanon ke Suriah. Setelah bertemu dengannya Presiden Najib Mikati mengatakan pertemuan itu membicarakan seputar pentingnya "menjaga perbatasan kedua Negara dan melarang setiap bentuk kekacauan dan penyelundupan senjata."



Dewan Jenderal Revolusi Suria mengatakan sedikitnya 22 orang diantaranya wanita tewas tertembak  pada hari senin oleh tentara Suriah. Korban kebanyakan di Homs yang diketahui berjumlah 10 jenazah yang diculik sebelumnya oleh kelompok yang disebut Asyabihah berdasarkan laporan pengamat HAM Suriah yang juga menyebutkan adanya korban 3 orang tentara di Dar'a.
Informasi jumlah korban ini muncul saat berlangsungnya demonstrasi, penangkapan dan penahanan, pada saat Damaskus menyatakan menerima syarat penandatanganan protocol khusus untuk mengirimkan pemantau Arab ke Suriah.
Dewan Revolusi Suriah mengatakan para korban 9 diantaranya di Homs dan yang lainnya  divonis dengan penyiksaan di kota Almusaifirah Dar'a.
Pihak Dewan Revolusi mengatakan kepada Pengamat HAM mereka telah mengetahui 60 jenazah yang diculik kelompok Asyabihah di salah satu distrik Homs.
Pengamat HAM itu meliris berita dari salah satu akitivis oposisi yang menyaksikan 34 jenazah warga distrik-distrik yang membangkang kepada pemerintah yang diculik kelompok Syabihah hari Senin di  lapangan distrik Azzahra pendukung pemerintah di kota Homs.
Kantor Berita Reuters mengatakan belum jelas sebab kematian mereka tetapi para aktivis dan para penduduk mengungkapkan serangkaian penculikan sejak Ahad. Itu merupakan cara operasi kelompok pembunuh akhir-akhir ini di kota itu terhadap salah satu oposisi bersenjata yang menentang Basyar Al-Asad.
Korban dari Pihak Tentara
Pengamat mengatakan 3 orang petugas keamanan diantaranya seorang tentara dan polisi tewas Senin tatkala mereka yang terjebak melepaskan senjata api di depan Pengadilan Da'il di wilayah Dar'a.
Mereka yang terjebak membakar bis kecil milik petugas keamanan, sementara itu ratusan petugas keamanan menyebar di pintu masuk Selatan dan utara Da'il lalu melakukan penangkapan dan penahanan.
Dewan Jenderal Revolusi itu menyebutkan bahwa Da'il mendapat serangan senjata api terus-menerus dan senjata berat dari petugas keamanan dan tentara.
Dewan itu menambahkan bahwa petugas keamanan menahan lebih dari 20 orang di kota Talbisa di Homs. Juga mereka menembak pemuda yang yang ditangkap sejak dua hari lalu dan menyerahkan jenazahnya kepada keluarganya dan bekas siksaan terlihat di badannya.
Dewan itu menyebutkan petugas keamanan menambah operasi militer ke kota I'zar di Halab dan menutup pintu masuk dan keluar kota itu. Petugas keamanan dan ASyabihah juga menculik bis kecil yang berisi 15 orang diantaranya terdapat 6 mahasiswi.
Di Sahmi Aljolan Dar'a tentara dan petugas keamanan menodai para keluarga dan menangkap sembarangan dan menghancurkan tempat tinggal dan menyerang rumah-rumah.  
Pengamat itu menyebutkan para petugas keamanan menghentikan 10 mahasiswa yang ikut demontrasi anti pemerintah Harsata dekat Damaskus.
Di kota pesisir Jabala petugas keamanan menahan 8 siswa SMA di sekolah mereka karena dianggap menghina Basyar Al-Asad kata seorang pengamat dan Komisi Koordinasi Lokal.
Pengamat itu menambahkan bahwa 30 mahasiswa Dar'a ditahan juga 60 orang lainnya diusir dari kotanya sendiri dari Universitas Tisrin di sebelah barat laut Ladziqiya.
Ini terjadi saat berlangsung demontrasi menuntut mundurnya pemerintah. Para aktivis menyebarkan rekaman demontrasi di kota Malihah barat di wilayah Dar'a  dan Tel rif'at di Ref Halab.
Laporan lain menyebutkan Dubes Suriah untuk Libanon Ali Abdul Karim meminta pemerintah Lebanon melarang penyelundupan senjata dari Lebanon ke Suriah.
Setelah bertemu dengannya Presiden Najib Mikati mengatakan pertemuan itu membicarakan seputar pentingnya "menjaga perbatasan kedua Negara dan melarang setiap bentuk kekacauan dan penyelundupan senjata."

Tidak ada komentar: