Rabu, 22 Mei 2013

Israel Serang Suriah. Reaksi Bashar al-Assad? Terus Bunuhi Rakyat Sendiri

Serangkaian ledakan besar yang diikuti kebakaran mengguncang di Damaskus dini hari Ahad 5 Mei kemarin. Berbagai media menyatakan bahwa terjadi serangan udara Israel terhadap beberapa instalasi militer Suriah yang terpusat di Gunung Qasiyun di luar Damaskus.
Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa terjadi puluhan kali ledakan besar yang diikuti dengan guncangan sep

erti gempa bumi yang menyebabkan pintu dan jendela rumah di Damaskus ikut berguncang keras.
Rezim Suriah menyatakan bahwa yang ditarget adalah fasilitas riset militer yang berlokasi sedikit di luar Damaskus. Beberapa video amatir yang diunggah ke YouTube memperlihatkan rekaman ledakan-ledakan itu, termasuk ini:
Kantor berita resmi Suriah SANA menyatakan, ledakan terjadi di pusat riset militer Jamrayah, namun sejumlah media Barat termasuk Reuters dan NBC mengutip sumber intelijen Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya bahwa “serangan Israel” itu adalah untuk menghentikan pengiriman rudal-rudal bikinan Iran kepada milisi Syi’ah Hizb di Libanon.


Seorang jurubicara Israel di Washington mengatakan, pihaknya tidak akan memberi komentar apa pun mengenai laporan penyerangan itu tapi mengegaskan, “Israel bertekad mencegah pengiriman senjata-senjata kimia atau persenjataan yang bersifat game-changing dari rezim Suriah kepada para teroris, terutama Hizb di Libanon.”


Serangan Ke Dua


Penyerangan ini adalah yang ke dua dalam waktu beberapa bulan saja. Pada bulan Januari, Damaskus meng-klaim bahwa Israel jmenyerang fasilitas riset militer Suriah yang sama sampai dua orang tewas dan lima orang lainnya luka-luka. Pihak Tel Aviv tidak membantah, namun baru membenarkan pada 22 April lalu bahwa memang benar Israel melakukan serangan tapi bukan ke Jamrayah melainkan ke arah konvoi kendaraan yang membawa persenjataan dari Suriah ke Libanon.


Pada Januari lalu itu, rezim Assad bersama-sama pemerintahan Iran hanya mengatakan akan “membalas” ketika itu, tapi sampai sekarang tidak diketahui ada serangan balasan apa pun atas agresi Israel kepada rezim Suriah yang sudah lebih dari 2 tahun mengagresi rakyatnya sendiri sehingga menewaskan sekitar 100 ribu orang sejauh ini.


Kali ini pun, rezim Suriah hanya mengatakan akan “membalas” tanpa kejelasan bagaimana dan kapan akan membalas. Alih-alih dari mengerahkan kekuatan untuk melawan Zionis, pasukan rezim Bashar al-Assad menghabiskan seluruh waktunya seharian kemarin untuk melanjutkan pengeboman dan pembunuhan terhadap rakyat Suriah sendiri, termasuk di kawasan Baniyas, Tartous, yang pada Kamis dan Jumat (2-3 Mei) lalu menjadi ladang pembantaian.


Sesudah membunuh ratusan warga Muslimin di Baniyas minggu lalu itu, pesawat-pesawat tempur rezim Assad malah dikerahkan untuk menjatuhkan bom ke atas Baniyas. Salah satu korbannya adalah anak ini:

Masih ada perbedaan penilaian tentang modus penyerangan; ada sumber yang mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel menyerbu masuk udara Suriah untuk melakukan penyerangan itu, ada juga yang mengatakan bahwa yang terjadi adalah penyerangan dengan rudal-rudal. Selain itu, media-media Libanon melaporkan bahwa jet-jet Israel terbang di atas kawasan negeri itu sedikitnya tiga kali yaitu pada Kamis, Jumat dan Sabtu, 2 – 4 Mei.

‘Pernyataan Perang’

Sementara itu, salah seorang jurubicara pejuang pembebasan Suriah, menyatakan kepada NBC bahwa ledakan-ledakan besar terjadi sekitar pukul 2 pagi di kawasan pegunungan Qasiyun, di pinggiran Damaskus.

“Ada 10 lokasi yang diserang. Sulit memastikan apa yang kena dan apa yang meledak sesudahnya. Beberapa yang ditarget adalah persenjataan dan depot senjata,” demikian jurubicara yang tidak disebutkan namanya itu. “Ledakan-ledakan susulan terjadi terus menerus selama sekitar empat jam. Damaskus guncang. Bahkan sesudah Subuh pun udara Damaskus masih dipenuhi asap.”

Pusat media para pejuang (Free Syrian Army atau Jaysul Hurr) menyebutkan 9 target penyerangan udara itu, termasuk markas pasukan elit Garda Revolusi Suriah, markas brigade 104, depot persenjataan di Qasiyun dan pusat riset militer di Jamrayah. Listrik padam dan kebakaran yang disebabkan serangan udara itu menerangi langit Damaskus sampai seperti sudah siang hari.

Wakil Menlu Suriah Faisal Mekdad menyatakan kepada CNN bahwa serangan Israel itu merupakan “pernyataan perang.” “Israel akan merasakan akibatnya. (Serangan udara) ini merupakan dukungan nyata Israel bagi al-Qaidah dan Wahhabisme di Suriah,” demikian Mekdad.

“Kami (sudah pernah) menghadapi hal (yang sama dengan) ini pada beberapa peristiwa dan kami membalas dengan cara yang kami inginkan,” kata Mekdad.

Malah Memerangi Rakyat

Sampai tengah malam tadi waktu Damaskus, belum ada kabar serangan balik Suriah kepada Israel. Beberapa pihak oposisi dengan sinis mengomentari, “Pasukan Assad tidak membalas serangan Israel karena sedang sibuk membunuhi wanita, anak-anak dan warga Suriah,” demikian Revolution Syria.

Sementara itu, para relawan Local Coordination Commitees in Syria (LCCSy) melaporkan semalam bahwa serangan pasukan rezim Bashar terhadap rakyatnya sendiri terus menerus terjadi, sehingga menewaskan sedikitnya 110 orang, termasuk 16 wanita dan 21 anak. Termasuk yang diserang adalah Baniyas, tempat pembantaian massal oleh rezim Bashar selama dua hari berturut-turut. Beberapa foto dan video peristiwa itu baru bermunculan kemarin, termasuk di bawah ini.



















Hidayatullah.com
 Sahabatsuriah.com

Tidak ada komentar: