Selasa, 21 Mei 2013

Kurang Bukti Apa Lagi? Pasukan Bashar Gunakan Bom Gas Beracun di Aleppo

Dibutuhkan waktu berbulan-bulan bagi Amerika, Inggris dan berbagai negara Barat lainnya untuk mengakui kebenaran pernyataan warga Suriah bahwa rezim Bashar al-Assad menggunakan senjata-senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Bahkan PBB pun sampai minggu lalu masih menyatakan bahwa mereka masih membutuhkan bukti sebelum bertindak dan mengirimkan tim investigasi ke Suriah – yang tentu saja ditolak  oleh Bashar al-Assad.
Baru kemarin, Sabtu 13 April 2013, salah satu media Inggris, The Times of London, melaporkan bahwa benar Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia untuk membunuhi rakyatnya, sesudah dilakukannya operasi menyelundupkan ‘sampel tanah Suriah’ ke Inggris untuk diteliti  para ilmuwan Inggris.
Harian itu mengutip sumber-sumber pertahanan Inggris yang tidak disebut namanya  yang mengatakan, “sejenis senjata kimia” dipakai di Suriah tapi tidak bisa memastikan apakah digunakan oleh rezim Bashar atau oleh para pejuang.
Penggunaan WMD (Weapons of Mass Destruction) berupa senjata kimia ini dipastikan oleh instalasi riset kimiawi dan biologi milik Kementerian Pertahanan Britania di Porton Down, Wiltshire.
Sudah 100 Ribu
Sementara itu, berbagai sumber pemberitaan para pejuang pembebasan dan pihak oposisi Suriah kini mulai meletakkan jumlah korban kekejaman rezim Bashar al-Assad di angka 100 ribu. Sampai bulan lalu, mereka hanya mengatakan “di atas 70 ribu” sama seperti yang dilakukan oleh PBB.
Termasuk dalam angka kematian itu adalah seorang wanita dan dua anak yang tewas di Aleppo kemarin, Sabtu 13 April, ketika pasukan rezim Bashar al-Assad menjatuhkan dua bom gas beracun ke kota Afrin di propinsi itu.
Menurut Rami Abdurrahman, kepala Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, sejumlah saksi mengatakan bahwa bom-bom itu dijatuhkan dari sebuah helikopter tentara Bashar al-Assad.
Sebanyak 16 orang luka-luka karena bom gas yang sama, dan mereka dibawa ke rumah sakit dalam keadaan “berhalusinasi, muntah-muntah, mengeluarkan lendir yang banyak dan merasa mata mereka terbakar.”
Sementara itu, tim pakar PBB saat ini masih berada di Cyprus menunggu “izin” masuk Suriah dari pemerintahan Bashar al-Assad untuk menginvestigasi setidaknya tiga tuduhan penyerangan dengan senjata kimia – termasuk satu serangan yang menurut rezim adalah yang dilakukan oleh para “pemberontak.” *

Tidak ada komentar: