Selasa, 03 Januari 2012

10 Orang Tewas Saat Suriah Memasuki Tahun Baru



            Mengawali tahun baru paling sedikit 10 orang sipil tewas di antaranya anak-anak dalam aksi yang berlangsung di Suriah, sebagian di luar Damaskus. Hal ini terjadi saat sekelompok orang bersiap untuk bertemu para pemantau Liga Arab yang mengajak ketua parlemen arab untuk menarik diri, karena laporan mereka saling bertentangan atas apa yang terjadi.
            Berdasarkan laporan Komite Koordinasi Lokal bahwa banyak korban berjatuhan terutama di Homs dan Hama, saat Komite Umum Revolusi berbicara tentang bentrokan antara “tentara keamanan Suriah dan Tentara Pembebasan Suriah”, yang mengumumkan operasinya “kecuali dalam situasi membela diri” demi mempermudah kerja para pemantau.
            Komite itu menjelaskan kehawatiran adanya korban tewas di distrik Syizar, di Reef, Hama setelah mengalami serangan senjata berat. Para pemantau itu sudah menginjak pekan kedua tetapi laporan anggotanya saling bertentangan.
Para pemantau di Deera
            Para pemantau kemarin mengunjungi Deera rumah Syaikh Ahmad al-Shoyashonah Imam Masjid Al-Umari penggerak revolusi. Belum ada penjelasan setelah itu jika para pemantau itu telah bertemu al-Shoyashonah yang menjadi tahanan rumah sejak bulan lalu, kata warga.
http://www.aljazeera.net/mritems/images/2012/1/1/1_1105133_1_23.jpg






Aksi protes atas kinerja para pemantau karena laporan mereka saling bertentangan satu sama lainnya.       

            Para aktivis mengatakan tentara berpakaian sipil melakukan wawancara dengan para pemantau di tempat tinggal mereka di Deera untuk memalsukan data-data. Para aktivis memandang tidak bisa dipercaya kelompok kecil dapat menarik tentara bersenjata dari kota-kota yang mengalami konflik. Para pemantau itu tidak bisa objektif karena bertumpu pada media informasi pemerintah Suriah.
            Seorang Aktivis di Deera Ibrahim Abu Yazid mengatakan, gubernur Deera menyertai para pemantau itu dan mereka tidak bisa melakukan pemantauan selain kelompok pasukan penjaga, kemarin terjadi aksi demontrasi memprotes kerja para pemantau itu.
            Ketua Parlemen Arab Ali Salim Al-Dakbasi kemarin menyerukan penarikan para pemantau itu segera. Ia mengatakan kepada al-Jazirah para pemantau itu sebagai politisi negara mereka yang memperkuat pemerintah Bashar Asad, Liga arab harus menarik sikapnya dari peristiwa pembunuhan sekitar 300 orang yang berlangsung sejak kedatangan utusan Liga Arab itu menurut para aktivis.
            Parlemen Arab- Lembaga Penasihat- yang pertama menyerukan pembatalan keanggotaan Suriah di Liga Arab. Tetapi Adnan Al-Khudair Wakil Sekjen Liga Arab mengatakan bahwa ia orang  pihak yang akhirnya secara khusus akan menghentikan kerja para pemantau itu, padahal para pemantau itu merupakan utusan semua negera arab.
            Para pemantau itu ditugaskan  sebagai agenda bangsa Arab menghilangkan krisis untuk mengakhiri tindakan refresif senjata di berbagai kota, serta membebaskan para tahanan dan berdialog dengan oposisi.
            Kairo kemarin menyambut para pemantau baru dari Tunis, Sudan, Irak, dewan kerja sama Teluk, sebagai persiapan bergabungnya mereka dengan rekan-rekan di Suriah.
            Rema AlFalihan Anggota Senior oposisi Dewan Negara Suriah mengatakan kepada Reuters bahwa keberadaan para pemantau tidak berpengaruh atas sikap pemerintah yang masih menggunakan caranya sendiri.
            Nabil Alarabi Sekjen Liga Arab mengatakan, bahwa perkara ini tidak bisa selesai satu minggu tergantung niat Asad.
            PBB mengatakan, lebih dari 5000 orang  terbunuh dalam kampanye pemerintah melawan oposisi sejak bulan Maret. Sebaliknya Pemerintah Asad menegaskan bahwa kekerasan dipicu oleh “Geng Teroris bersenjata yang mendapat bantuan dari luar negeri”, bahkan ia mengatakan 2000 tentara dan polisi telah terbunuh. 

Tidak ada komentar: