Mengawali tahun baru paling sedikit
10 orang sipil tewas di antaranya anak-anak dalam aksi yang berlangsung di
Suriah, sebagian di luar Damaskus. Hal ini terjadi saat sekelompok orang
bersiap untuk bertemu para pemantau Liga Arab yang mengajak ketua parlemen arab
untuk menarik diri, karena laporan mereka saling bertentangan atas apa yang
terjadi.
Berdasarkan laporan Komite
Koordinasi Lokal bahwa banyak korban berjatuhan terutama di Homs dan Hama, saat
Komite Umum Revolusi berbicara tentang bentrokan antara “tentara keamanan
Suriah dan Tentara Pembebasan Suriah”, yang mengumumkan operasinya “kecuali
dalam situasi membela diri” demi mempermudah kerja para pemantau.
Komite itu menjelaskan kehawatiran
adanya korban tewas di distrik Syizar, di Reef, Hama setelah mengalami serangan
senjata berat. Para pemantau itu sudah menginjak pekan kedua tetapi laporan
anggotanya saling bertentangan.
Para pemantau di
Deera
Para pemantau kemarin mengunjungi Deera rumah Syaikh Ahmad
al-Shoyashonah Imam Masjid Al-Umari penggerak revolusi. Belum ada penjelasan
setelah itu jika para pemantau itu telah bertemu al-Shoyashonah yang menjadi
tahanan rumah sejak bulan lalu, kata warga.
Aksi protes atas
kinerja para pemantau karena laporan mereka saling bertentangan satu sama
lainnya.
Para aktivis mengatakan tentara
berpakaian sipil melakukan wawancara dengan para pemantau di tempat tinggal
mereka di Deera untuk memalsukan data-data. Para aktivis memandang tidak bisa
dipercaya kelompok kecil dapat menarik tentara bersenjata dari kota-kota yang
mengalami konflik. Para pemantau itu tidak bisa objektif karena bertumpu pada
media informasi pemerintah Suriah.
Seorang Aktivis di Deera Ibrahim Abu
Yazid mengatakan, gubernur Deera menyertai para pemantau itu dan mereka tidak
bisa melakukan pemantauan selain kelompok pasukan penjaga, kemarin terjadi aksi
demontrasi memprotes kerja para pemantau itu.
Ketua Parlemen Arab Ali Salim
Al-Dakbasi kemarin menyerukan penarikan para pemantau itu segera. Ia mengatakan
kepada al-Jazirah para pemantau itu sebagai politisi negara mereka yang
memperkuat pemerintah Bashar Asad, Liga arab harus menarik sikapnya dari
peristiwa pembunuhan sekitar 300 orang yang berlangsung sejak kedatangan utusan
Liga Arab itu menurut para aktivis.
Parlemen Arab- Lembaga Penasihat-
yang pertama menyerukan pembatalan keanggotaan Suriah di Liga Arab. Tetapi
Adnan Al-Khudair Wakil Sekjen Liga Arab mengatakan bahwa ia orang pihak yang akhirnya secara khusus akan
menghentikan kerja para pemantau itu, padahal para pemantau itu merupakan
utusan semua negera arab.
Para pemantau itu ditugaskan sebagai agenda bangsa Arab menghilangkan
krisis untuk mengakhiri tindakan refresif senjata di berbagai kota, serta
membebaskan para tahanan dan berdialog dengan oposisi.
Kairo kemarin menyambut para
pemantau baru dari Tunis, Sudan, Irak, dewan kerja sama Teluk, sebagai
persiapan bergabungnya mereka dengan rekan-rekan di Suriah.
Rema AlFalihan Anggota Senior
oposisi Dewan Negara Suriah mengatakan kepada Reuters bahwa keberadaan para
pemantau tidak berpengaruh atas sikap pemerintah yang masih menggunakan caranya
sendiri.
Nabil Alarabi Sekjen Liga Arab
mengatakan, bahwa perkara ini tidak bisa selesai satu minggu tergantung niat
Asad.
PBB mengatakan, lebih dari 5000
orang terbunuh dalam kampanye pemerintah
melawan oposisi sejak bulan Maret. Sebaliknya Pemerintah Asad menegaskan bahwa
kekerasan dipicu oleh “Geng Teroris bersenjata yang mendapat bantuan dari luar
negeri”, bahkan ia mengatakan 2000 tentara dan polisi telah terbunuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar