Senin, 09 Januari 2012

Liga Arab Pertimbangkan Libatkan PBB Tujuannya memperkuat tim pemantau Suriah.



            Kairo- Liga Arab menggelar pertemuan membahas kemungkinan meminta bantuan PBB dalam misi mereka di Suriah, Ahad (8/1). Tim pemantau yang dikirim organisasi ini dinilai tak bergigi bahkan belum mampu mencegah jatuhnya kembali korban jiwa yang berlansung selama 10 bulan terakhir. Qatar mengusulkan untuk mengundang pakar HAM dari PBB.
            Mereka akan membantu menilai apakah Suriah memang telah benar-benar mematuhi kesepakatan dengan Liga Arab atu belum untuk mengakhiri kekerasan. Demikian diungkapkan sejumlah sumber. Salah satu dari mereka mengungkapkan, staf PBB yang diminta membantu misi itu adalah orang-orang Arab. Soal independensi tim pemantau juga menjadi bahan pembicaraan.
            Perdana Menteri Qatar Syekh Hamad bin Jassim al-Thani mengatakan, Suriah tak menerapkan poin-poin rencana perdamaian yang telah disepakati dan pemantau tak bisa seterusnya membuang waktu berada di negeri tersebut. “Angkatan bersenjata Suriah tak ditarik dari kota dan pembunuhan tak juga berakhir,”katanya, Sabtu (7/1).
            Meski demikian, tampaknya misi akan terus berlangsung . Belum ada niatan untuk menarik mereka pulang. Pertemuan para menteri luar negeri Liga Arab di Kairo Mesir, itu diyakini tetap mendukung tim untuk terus melanjutkan tugasnya. Mereka mengabaikan kritikan kelompok oposisi Suriah yang menyatakan tak mampu berbuat banyak.
            Di sisi lain Suriah, Suriah menyatakan telah menyediakan apa yang dibutuhkan tim dan mendesak mereka bersikap objektif dan profesional. Presiden Suriah Bashar al-Asad dalam pertemuan dengan Mustafa Kamalak, seorang pejabat partai Islam Turki, menegaskan bahwa reformasi di negaranya terus berlangsung dan perumusan konstitusi baru akan berlangsung sebelum februari.
            Deputi Sekjen Liga Arab Ahmed bin Heli mengatakan, al-Dabi, ketua tim pemantau akan memberikan keterangan mengenai hasil aktivitas mereka yang dilengkapi dengan foto, peta,serta informasi y ang diperoleh melalui kesaksian anggota pemantau. Sebaiknya, tutur dia, semua pihak memberi kesempatan bagi tim memperlihatkan hasil kerjanya.
            Bagi dia, sangat penting pula bila tim memperoleh personel serta peralatan baru. Seorang pejabat Liga Arab yang mengordinasi laporan dari tim pemantau, Adnan Al-Khudeir, menyatakan, kini ada 153 pemantau di Suriah dan jumlahnya meningkat jadi 163 orang dengan kedatangan 10 orang Yordania pada Sabtu.
            Menurut dia, penarikan tim tak ada dalam agenda pembicaraan dalam pertemuan para menlu Liga Arab di Kairo.” Kami akan meneruskan pekerjaan sesuai protokol yang disepakati bersama Pemerintah Suriah,”jelasnya. Hingga Ahad dini hari, kekerasan masih terjadi. Baku tembak antar pasukan dan para desertir mewujud, menewaskan 11 tentara pemerintah tewas.
            Sedangkan, 20 tentara lainnya luka akibat pertempuran akibat pertempuran  yang  terjadi di provinsi Deeram sebelah selatan Damaskus. Syirian Observatory for Human Rigths mengatakan, sembilan tentara memutuskan bergabung dengan kelompok perlawanan bersenjata. Pertempuran terjadi pula di Kota Dael, belum diketahui berapa korban yang jatuh.
            Berdasarkan laporan Local Coordination Commitees (LCC), kelompok aktivitas Suriah, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa  yang berkemah di lapangan kota Saraqeb. Kejadian ini menyebabkan  sebanyak 20 orang mengalami luka-luka. Baik LCC maupun Syrian Observatory for Human Rights menyatakan kota Homs juga masih bergejolak. Republika 9/1/2012.ap/reuters/c22 ed:ferry ishandi

Tidak ada komentar: