Kairo- Liga Arab menggelar pertemuan
membahas kemungkinan meminta bantuan PBB dalam misi mereka di Suriah, Ahad
(8/1). Tim pemantau yang dikirim organisasi ini dinilai tak bergigi bahkan
belum mampu mencegah jatuhnya kembali korban jiwa yang berlansung selama 10
bulan terakhir. Qatar mengusulkan untuk mengundang pakar HAM dari PBB.
Mereka akan membantu menilai apakah
Suriah memang telah benar-benar mematuhi kesepakatan dengan Liga Arab atu belum
untuk mengakhiri kekerasan. Demikian diungkapkan sejumlah sumber. Salah satu
dari mereka mengungkapkan, staf PBB yang diminta membantu misi itu adalah
orang-orang Arab. Soal independensi tim pemantau juga menjadi bahan
pembicaraan.
Perdana Menteri Qatar Syekh Hamad
bin Jassim al-Thani mengatakan, Suriah tak menerapkan poin-poin rencana
perdamaian yang telah disepakati dan pemantau tak bisa seterusnya membuang
waktu berada di negeri tersebut. “Angkatan bersenjata Suriah tak ditarik dari
kota dan pembunuhan tak juga berakhir,”katanya, Sabtu (7/1).
Meski demikian, tampaknya misi akan
terus berlangsung . Belum ada niatan untuk menarik mereka pulang. Pertemuan
para menteri luar negeri Liga Arab di Kairo Mesir, itu diyakini tetap mendukung
tim untuk terus melanjutkan tugasnya. Mereka mengabaikan kritikan kelompok
oposisi Suriah yang menyatakan tak mampu berbuat banyak.
Di sisi lain Suriah, Suriah
menyatakan telah menyediakan apa yang dibutuhkan tim dan mendesak mereka
bersikap objektif dan profesional. Presiden Suriah Bashar al-Asad dalam
pertemuan dengan Mustafa Kamalak, seorang pejabat partai Islam Turki,
menegaskan bahwa reformasi di negaranya terus berlangsung dan perumusan
konstitusi baru akan berlangsung sebelum februari.
Deputi Sekjen Liga Arab Ahmed bin
Heli mengatakan, al-Dabi, ketua tim pemantau akan memberikan keterangan
mengenai hasil aktivitas mereka yang dilengkapi dengan foto, peta,serta
informasi y ang diperoleh melalui kesaksian anggota pemantau. Sebaiknya, tutur
dia, semua pihak memberi kesempatan bagi tim memperlihatkan hasil kerjanya.
Bagi dia, sangat penting pula bila
tim memperoleh personel serta peralatan baru. Seorang pejabat Liga Arab yang mengordinasi
laporan dari tim pemantau, Adnan Al-Khudeir, menyatakan, kini ada 153 pemantau
di Suriah dan jumlahnya meningkat jadi 163 orang dengan kedatangan 10 orang
Yordania pada Sabtu.
Menurut dia, penarikan tim tak ada
dalam agenda pembicaraan dalam pertemuan para menlu Liga Arab di Kairo.” Kami
akan meneruskan pekerjaan sesuai protokol yang disepakati bersama Pemerintah
Suriah,”jelasnya. Hingga Ahad dini hari, kekerasan masih terjadi. Baku tembak
antar pasukan dan para desertir mewujud, menewaskan 11 tentara pemerintah
tewas.
Sedangkan, 20 tentara lainnya luka
akibat pertempuran akibat pertempuran
yang terjadi di provinsi Deeram
sebelah selatan Damaskus. Syirian Observatory for Human Rigths mengatakan,
sembilan tentara memutuskan bergabung dengan kelompok perlawanan bersenjata. Pertempuran
terjadi pula di Kota Dael, belum diketahui berapa korban yang jatuh.
Berdasarkan laporan Local
Coordination Commitees (LCC), kelompok aktivitas Suriah, pasukan keamanan
menembaki pengunjuk rasa yang berkemah
di lapangan kota Saraqeb. Kejadian ini menyebabkan sebanyak 20 orang mengalami luka-luka. Baik
LCC maupun Syrian Observatory for Human Rights menyatakan kota Homs juga masih
bergejolak. Republika 9/1/2012.ap/reuters/c22 ed:ferry ishandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar