Sabtu,
28/1/2012-6/3/1433
Pasukan Suriah Membom kota-kota dan
Distrik-distrik
Para aktivis melaporkan bahwa 11 orang terbunuh sejak shubuh Sabtu
ini di Reef, Damaskus, Homs, Deerzur. Hal itu terjadi pada hari berdarah di
Suriah yaitu lebih dari 100 orang terbunuh diantaranya 6 anak-anak dan 4
wanita. saat itu tengah berlangsung demonstrasi menuntut lengsernya Presiden
Suriah Bashar al-Asad.
Dewan Umum Revolusi Suriah melaporkan, bahwa distrik Masraba
di Reef,Damaskus mengalami lebih dari tiga jam serangan meriam dari pihak pasukan tentara Suriah yang
mengakibatkan jatuhnya 8 korban syahid
dan lebih dari 35 orang dalam kondisi kritis. Distrik itu juga mengalami
pengepungan total dan terputusnya aliran listrik serta terputusnya semua sarana
komunikasi.
Di pihak lain, Dewan Revolusi Deerzur melaporkan, bahwa
sejumlah orang terbunuh dan terluka oleh bom yang ditembakan tank-tank tentara
pemerintah atas dua kota Qouriyah dan Thayanah. Para aktivis juga menyebarkan
foto-foto yang mereka katakan bahwa serangan itu untuk meledakan saluran pipa minyak di distrik itu
yang menyebabkan ledakan membabi buta pada distrik itu.
Dewan Umum Revolusi meminta tanggungjawab pemerintah Suriah
atas pertumpahan darah di kota Qouriyah utamanya anak kecil yang terbunuh oleh
bom tentara Suriah sedangkan ia berada di dalam rumahnya, dan ada juga 10 orang
terluka dan meninggal.
Serangan Bom dan Pembelotan
Distrik Karam Zaitun di kota Homs mengalami serangan tembakan meriam yang dilakukan pasukan tentara Suriah hingga
mengakibatkan jatuhnya korban meninggal. Di bookmal, Deerzur pasukan keamanan
menggunakan 3 mobil ambulan dan menyusuri jalan raya dan distrik-distrik kota
itu, serta menembaki sejumlah rumah sekitar jam 3 dinihari, kata Dewan
Revolusi. Di Wadi alarab, Homs, sebuah
bom jatuh pada salah salah satu tempat hingga menyebabkan terbakar total.
Korban meninggal pada Jumat “hak
mempertahankan diri” diantaranya wanita dan anak-anak.
Dewan Umum Revolusi melaporkan pembelotan 10 orang tentara dari barisan tentara Suriah di
perbatasan Alkhemah yang berada di ujung selatan Maara Nukman di Idlib. Dewan
itu menyebutkan, bahwa pembelotan bersama itu terjadi lebih banyak di perbatasan
kawasan kota Rustan di Homs, di sana terjadi bentrokan yang besar antara
tentara desertir dan tentara Suriah dan terdengar suara senapan mesin dan bom.
Reef, Hama juga terjadi demonstrasi besar, para aktivis
menebarkan foto-foto demonstrasi di seluruh Halfaya, Thamina, Khitab, KafrZeit
dan Shoran. Para demonstran kembali menuntut turunnya Presiden Bashar al-Asad
dan pemerintahnya, mereka memprotes delegasi pemantau Liga Arab dan ketuanya
Jenderal Ahmad Muhammad Musthafa al-Dabi, para demonstran juga bersolidaritas
dengan dua kota, Hama dan Homs dan orang-orang yang mereka sebut para syuhada
revolusi di Halab.
Sumber-sumber Revolusi Suriah dalam siaran press yang
diterima al-Jazeerah melaporkan, bahwa para revolusioner di Suriah keluar pada”
Jumat pembelaan diri” karena pemerintah Suriah terlibat di 5 ladang
pembantaian di seluruh Hama, Nawa di
Deera, Halab, Reef Damaskus, serta yang terakhir di Karam Zaitun di Homs, dan
juga karena disebabkan hawa yang sangat dingin.
Dalam siaran itu dilaporkan, bahwa jumlah demonstran mencapai
585 orang, dan lebih dari 482 titik demonstrasi, sejumlah demonstrasi diantaranya
dalam jumlah besar.
Terus Berlangsung Demonstrasi
Demonstrasi terus berlangsung pada hari Sabtu, di distrik
Marjah, Halab, ribuan demonstran keluar meneriakan yel-yel bagi syuhada Halab,
Suriah dan menuntut dibebaskannya jenazah mereka yang belum dikuburkan.
Bergabung dengan mereka sejumlah besar anak-anak distrik Shahur dan mereka
berkumpul di depan gedung Jami Maqor Al-Anbiya, menurut laporan Dewan Revolusi.
Al-Dabi mengatakan dalam laporan delegasi pemantau, bahwa persentase
kekerasan meningkat dalam jumlah besar dalam masa antara 24 dan 27 Januari,
khususnya di daerah-daerah Homs, Hama dan Idlib.
Dia menyebutkan, bahwa Maroko memutuskan untuk menarik
pamantaunya dari delegasi pemantau Liga Arab di Suriah. Beberapa sumber
mengatakan kepada al-Jazeerah, bahwa Mesir, Mauritaniya dan Sudan akan menutupi
kekurangan itu dengan menambah 6 pemantau dari setiap negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar