Rabu, 22 Februari 2012

106 Korban Tewas dan Ratusan Desertir di Suriah


Rabu, 22/2/2012-30/3/1433

 
Pemboman masif atas distrik Baba Amr hari ke 18 berturut-turut

Komite Koordinasi Lokal di Suriah menyatakan bahwa 106 tewas Selasa kemarin oleh pemboman dan penyerangan tentara rezim Suriah kebanyaka mereka di Baba Amr Homs, dan di provinsi Idlib. Hal itu terjadi pada waktu 500 perwira dan tentara membelot dari tentara pemerintah Suriah dan membuat satu batalion dengan nama “perisai utara” dalam tentara Pembebasan Suriah untuk melindungi warga sipil di kota Maarat
Nukman dan sekitarnya di provinsi Idlib.

Di pihak lain, Tentara Pembebasan Suriah menyetujui seruan gencatan senjata selama dua jam perhari yang diajukan Komite Palang Merah Internasional kepada semua pihak, sampai sekarang belum ada jawaban dari tentara rezim pemerintah.

Dewan Umum Revolusi Suriah mengabarkan, lebih dari 20 tank milik tentara Suriah pagi kemarin mengepung kampung Tarunbah di provinsi Idlib hingga menyebabkan hancurnya 15 rumah dan membakar yang lainya dalam jumlah yang tak terbatas.

Sebagaimana yang dikatakan para aktivis, pasukan keamanan melakukan penahanan secara luas menargetkan puluhan orang di kota Banyas pesisir.

Dewan Pimpinan revolusi  di Hama menegaskan pasukan Asad mengepung kota Qumhanah dan adanya berita penggerebegan dan penahanan yang luas yang menyebabkan ditahannya lebih dari 40 orang.

Korban Tewas dan Pengepungan

Hama juga sedang mengalami situasi yang menyedihkan menurut Dewan Pimpinan Revolusi, pendudukan atas sejumlah rumah oleh pasukan keamanan dan Syabihah serta pengepungan distrik Shabuniyah serta pemblokadean distrik Mal’ab Selatan pada waktu shubuh pertama.

Pemantau HAM Suriah menegaskan bahwa pasukan keamanan Suriah telah menewaskan tidak kurang dari 33 orang dengan menyerang sejumlah desa di provinsi Idlib. Ia menambahkan tentara mengepung desa Abdita dan mengusir orang-orang di dua desa Ablen dan Balsyun dan menewaskan 33 orang warga sipil.
 
 500 perwira dan tentara membelot dari tentara Suriah kemarin


Di Homs pasukan Suriah membom kota itu hari yang ke 18 berturut-turut dan diperkirakan 
sejumlah korban tewas di distrik Baba Amr sendiri sekitar 47 orang di antaranya 8 anak kecil dan 4 wanita.

Anggota Dewan Umum Revolusi Suriah Hadi al-Abdullah yang ada di Baba Amr mengatakan dalam laporannya lewat telepon ke al-Jazirah, situasi sangat buruk, ditengah-tengah pemboman sengit dan intensif serta hancurnya semua sarana juga  tidak adanya tempat pengungsian bagi warga sipil untuk berlindung.

Dia menegaskan bahwa mereka memperkirakan pengepungan berdarah dekat distrik itu dan seluruh Homs, juga adanya bantuan militer besar yang telah sampai memblokade kota itu.

Dalam laporan itu sendiri, jaringan HAM Suriah yang pusatnya di London mengatakan tidak kurang dari 250 bom dan roket dijatuhkan di Baba Amr sejak pagi kemarin, pesawat-pesawat pasukan Udara Suriah melakukan pengamatan di atas wilayah itu.

Genjatan Senjata Dua Jam 

Di tataran lain, Tentara Pembebasan Suriah menyetujui seruan Komite Palang Merah Internasional untuk melakukan genjatan senjata sehari selama 2 jam agar dapat memberikan bantuan kepada warga sipil di daerah-daerah yang sangat menderita. Tetapi, tentara rezim pemerintah belum memberikan jawaban.
 
 Gencatan senjata Palang Merah untuk meringankan penderitaan  warga sipil.


Ketuan Komite Yakub Klenmberger mengatakan dalam laporannya “kami sedang berkomunikasi dengan pemerintah Suriah  dan tokoh-tokoh oposisi selama akhir-akhir ini untuk menghentikan perang.”

Ia melanjutkan, “Harus berlangsung minimal selama 2 jam setiap hari hingga diberikan waktu yang cukup bagi petugas Komite Palang Merah Internasional dan sukarelawan Bulan Sabit Merah Arab Suriah memberikan bantuan dan mengevakuasi yang terluka dan sakit.”

Dalam laporan bersambung, Deklalator PBB bagian HAM pada hari Selasa menyerukan pembebasan tanpa syarat tidak kurang dari 16 orang aktivis dan wartawan Suriah yang ditahan di Damaskus pekan lalu, mereka khawatir tahanan itu kemungkinan disiksa.

Mereka menambahkan, ada kabar bahwa aktivis HAM Bariz Mazin Darwis  dan Bloger Rozan Ghozawi dan tidak kurang dari 14 orang lainya ditahan dan matanya ditutup terus dipindahkan ke cabang intelejen Udara di lapangan terbang al-Mazah pada 16 Pebruari.

4 orang deklalator menyatakan dalam laporan bersama di Jenewa “nampaknya pengangkapan dan penahanan mereka berkaitan langsung dengan kegiatan kantor Media informasi Suriah dan Kebebasan berekspresi.”aljazerah.arf


Tidak ada komentar: