Kamis, 16 Februari 2012

Pemboman Terus-menerus dan Pengepungan Kota Hama


Al-Jazeera. Net  15/2/2012



 
Awan Asap di langit Homs setelah ledakan pipa minyak

Para aktivis mengatakan, 52 orang tewas oleh tembakan pasukan keamanan Suriah, dalam operasi penggerebegan terus-menerus di sejumlah kota, Masuknya operasi pemboman yang menargetkan kota Homs pada hari ke 11. Sementara Rusia menyangkal laporan yang menyebutkan dari para ahli spesialis Rusia bahwa tentara Suriah mempergunakan senjata kimia di Homs.

Persatuan Koordinasi Revolusi Suriah menjelaskan, 52 orang jadi korban tembakan pasukan keamanan Suriah hari ini kebanyakan mereka di Reef Damasukus, Idlib, ditegaskan bahwa 10 korban  tewas di Idlib, 3 di Homs, Deera, Halab dan sekitarnya, serta Damaskus dan sekitarnya. Demikian juga terdapat korban di Haskah.

Pengamat HAM Suriah mengatakan, 5 tentara Suriah tewas hari ini, setelah seklelompok tentara desertir meledakan bom ranjau di dua kapal tank lapis baja tentara saat berada di gerbang distrik Sarmin di provinsi Idlib.

Pengamat itu menjelaskan,pasukan keamanan sejak pagi mengepung  sekitar 30 tentara desertir di Wadi distrik Sahm al-Jolan, pasukan itu melemparkan bom-bom ke arah wadi itu, hal itu menyebabkan jatuhnya korban luka-luka di barisan tentara desertir.

Pasukan militer memenuhi kota Hama pada hari ini, suara-suara ledakan terdengar keras di distrik Humaidiyah, Arbain, Masa’ Arbain, sementara sambungan telepon seluler dan komunikasi dan pelayanan internet terputus.

Di Damaskus, pasukan keamanan mengepung dengan kendaraan personel lapis baja pada Rabu pagi di distrik Barzah, dan memasang barikade di jalan dan mulai melakukan penggerebagan dan penahanan, kata sumber yang sama.

Pasukan Suriah juga melakukan penggerebagan dan penahanan sejak pagi hari ini di distrik Asyarah Reef Deerzur, yang menyebabkan ditahannya 16 warga, kata seorang pemantau HAM.

Pemantau HAM menegaskan, Homs mengalami serangan bom pada hari ke 11 secara berturut-turut, ia menjelaskan awan asap hitam muncul dari ledakan pipa minyak yang menyebabkan sesak napas di distrik Baba Amr.
 

Tentara Pembebasan Suriah mengumumkan perjuangannya dengan melakukan penyerangan.

Para aktivsis menyebutkan pada waktu sebelumnya, pasukan Suriah melakukan pemboman pipa minyak di Homs, sementara sumber resmi Suriah menuduh “kelompok teroris bersejnjata” meledakkan  pipa yang melintasi Damaskus dan daerah selatan di al-Mazut.

Para aktivis dan lembaga bantuan membicarakan krisis kemanusian yang berkembang di sana, mereka menjelaskan bahwa Homs mengalami kekurangan gizi dan mereka yang jadi korban tidak bisa mendapatkan obat yang sesuai.

Pembelotan Terus Berlangsung

Di pihak lain, para aktivis menyebarkan rekaman video puluhan anggota tentara pembebasan Suriah di tengah kota Saraqib di provinsi Idlib, para tentara desertir itu bersumpah setia kepada tentara pembebasan Suriah, mereka berjanji melindungi revolusi dan melindungi para demonstran.

Mereka juga bersumpah untuk menjaga kedaulatan dan kemerdekaan Suriah, mereka berjanji mengorbankan jiwa raga mereka sampai terwujudnya revolusi dengan turunnya rezim Presiden Bashar al-Asad.

Kolonel Malik al-Kurdi, wakil panglima tentara pembebasan Suriah mengumumkan operasi militer yang didukung oleh “tentara pembebasan” dari sekarang  dan seterusnya yaitu operasi penyerangan.

Ia mengatakan, mereka akan melakukan perang gerilya, dalam situasi ini akan terjadi segala kemungkinan “, sekalipun kita tidak memiliki kemampuan militer dan persenjataan yang setara dengan tentara rezim, tetapi kami memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan juga kesabaran. 

Rusia Menyangkal

Di pihak lain, pada hari Rabu kementrian Luar negeri Rusia menyangkal laporan yang menyebutkan rezim Suriah menggunakan senjata kimia melawan demonstran di bawah pengawasan para ahli Rusia.
 
Kantor berita Resmi Rusia Nopesti melansir pernyataan  kementrian itu yang menganggap  laporan rezim Suriah menggunakan bahan yang bisa merusak syaraf saat terjadi bentrokan  di kota Homs, di bawah kendali para ahli dari Rusia “Moskow meningkatkan perhatian.”   
 
Duta besar Suriah di Rusia menganggap oposisi bertanggungjawab atas semua tindakan kekerasan.

Nopesti menambahkan, “kami menyangkal klaim ini, ini merupakan merupakan bukti tambahan perang propaganda media yang terungkap dalam kasus Suriah, para provokator berusaha mengeluarkan pernyataan fitnah terhadap Rusia.”

Pihaknya, Dubes Suriah untuk Moskow Riyadh Hadad menuduh “negara-negara Arab dan para anteknya mempersenjatai para teroris oposisi  yang bertanggung jawab atas semua  tindakan kekerasan  yang terjadi di negeri ini.”

Kantor berita Interpax Rusia melansir dari pernyataan Hadad di muktamar jurnalis hari ini- bahwa dunia terlibat perang berdarah terhadap Suriah, itu ada di semua tingkatan, baik diplomasi, ekonomi, media dan jalur militer.

Ia menganggap tindakan kekerasan merupakan “tindakan kelompok teroris bersenjata yang didanai pihak asing,” dan jumlah mereka diperkirakan ribuan.”

Tidak ada komentar: