Al-Jazeera. Net
15/2/2012
Awan Asap di langit Homs setelah
ledakan pipa minyak
Para aktivis mengatakan, 52 orang tewas oleh tembakan pasukan
keamanan Suriah, dalam operasi penggerebegan terus-menerus di sejumlah kota,
Masuknya operasi pemboman yang menargetkan kota Homs pada hari ke 11. Sementara
Rusia menyangkal laporan yang menyebutkan dari para ahli spesialis Rusia bahwa
tentara Suriah mempergunakan senjata kimia di Homs.
Persatuan Koordinasi Revolusi Suriah menjelaskan, 52 orang
jadi korban tembakan pasukan keamanan Suriah hari ini kebanyakan mereka di Reef
Damasukus, Idlib, ditegaskan bahwa 10 korban
tewas di Idlib, 3 di Homs, Deera, Halab dan sekitarnya, serta Damaskus
dan sekitarnya. Demikian juga terdapat korban di Haskah.
Pengamat HAM Suriah mengatakan, 5 tentara Suriah tewas hari
ini, setelah seklelompok tentara desertir meledakan bom ranjau di dua kapal
tank lapis baja tentara saat berada di gerbang distrik Sarmin di provinsi
Idlib.
Pengamat itu menjelaskan,pasukan keamanan sejak pagi mengepung
sekitar 30 tentara desertir di Wadi
distrik Sahm al-Jolan, pasukan itu melemparkan bom-bom ke arah wadi itu, hal
itu menyebabkan jatuhnya korban luka-luka di barisan tentara desertir.
Pasukan militer memenuhi kota Hama pada hari ini, suara-suara
ledakan terdengar keras di distrik Humaidiyah, Arbain, Masa’ Arbain, sementara
sambungan telepon seluler dan komunikasi dan pelayanan internet terputus.
Di Damaskus, pasukan keamanan mengepung dengan kendaraan
personel lapis baja pada Rabu pagi di distrik Barzah, dan memasang barikade di
jalan dan mulai melakukan penggerebagan dan penahanan, kata sumber yang sama.
Pasukan Suriah juga melakukan penggerebagan dan penahanan
sejak pagi hari ini di distrik Asyarah Reef Deerzur, yang menyebabkan ditahannya 16 warga,
kata seorang pemantau HAM.
Pemantau HAM menegaskan, Homs mengalami serangan bom pada
hari ke 11 secara berturut-turut, ia menjelaskan awan asap hitam muncul dari
ledakan pipa minyak yang menyebabkan sesak napas di distrik Baba Amr.
Para
aktivsis menyebutkan pada waktu sebelumnya, pasukan Suriah melakukan pemboman
pipa minyak di Homs, sementara sumber resmi Suriah menuduh “kelompok teroris
bersejnjata” meledakkan pipa yang
melintasi Damaskus dan daerah selatan di al-Mazut.
Para aktivis
dan lembaga bantuan membicarakan krisis kemanusian yang berkembang di sana,
mereka menjelaskan bahwa Homs mengalami kekurangan gizi dan mereka yang jadi
korban tidak bisa mendapatkan obat yang sesuai.
Pembelotan
Terus Berlangsung
Di pihak lain, para aktivis menyebarkan rekaman video puluhan
anggota tentara pembebasan Suriah di tengah kota Saraqib di provinsi Idlib,
para tentara desertir itu bersumpah setia kepada tentara pembebasan Suriah,
mereka berjanji melindungi revolusi dan melindungi para demonstran.
Mereka juga
bersumpah untuk menjaga kedaulatan dan kemerdekaan Suriah, mereka berjanji
mengorbankan jiwa raga mereka sampai terwujudnya revolusi dengan turunnya rezim
Presiden Bashar al-Asad.
Kolonel Malik al-Kurdi, wakil panglima tentara pembebasan Suriah
mengumumkan operasi militer yang didukung oleh “tentara pembebasan” dari
sekarang dan seterusnya yaitu operasi
penyerangan.
Ia mengatakan, mereka akan melakukan perang gerilya, dalam
situasi ini akan terjadi segala kemungkinan “, sekalipun kita tidak memiliki
kemampuan militer dan persenjataan yang setara dengan tentara rezim, tetapi
kami memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan juga kesabaran.
Rusia Menyangkal
Di pihak lain, pada hari Rabu kementrian Luar negeri Rusia
menyangkal laporan yang menyebutkan rezim Suriah menggunakan senjata kimia melawan
demonstran di bawah pengawasan para ahli Rusia.
Kantor berita Resmi Rusia Nopesti melansir pernyataan kementrian itu yang menganggap laporan rezim Suriah menggunakan bahan yang
bisa merusak syaraf saat terjadi bentrokan di kota Homs, di bawah kendali para ahli dari
Rusia “Moskow meningkatkan perhatian.”
Duta
besar Suriah di Rusia menganggap oposisi bertanggungjawab atas semua tindakan
kekerasan.
Nopesti menambahkan, “kami menyangkal klaim ini, ini
merupakan merupakan bukti tambahan perang propaganda media yang terungkap dalam
kasus Suriah, para provokator berusaha mengeluarkan pernyataan fitnah terhadap
Rusia.”
Pihaknya, Dubes Suriah untuk Moskow Riyadh Hadad menuduh “negara-negara
Arab dan para anteknya mempersenjatai para teroris oposisi yang bertanggung jawab atas semua tindakan kekerasan yang terjadi di negeri ini.”
Kantor berita Interpax Rusia melansir dari pernyataan Hadad
di muktamar jurnalis hari ini- bahwa dunia terlibat perang berdarah terhadap
Suriah, itu ada di semua tingkatan, baik diplomasi, ekonomi, media dan jalur
militer.
Ia menganggap tindakan kekerasan merupakan “tindakan kelompok
teroris bersenjata yang didanai pihak asing,” dan jumlah mereka diperkirakan
ribuan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar