Rabu, 08 Februari 2012

85 Orang Tewas Di Suriah Mayoritas di Homs


Senin, 6/2/2012-15/3/1433 Al-Jazirah

Dewan Umum Revolusi Suriah mengabarkan, bahwa sejumlah orang tewas mencapai 85 orang pada hari Senin saat tentara membombardir sejumlah kota dan daerah dengan senjata berat mayoritas berada di Homs. Tetapi, TV Suriah menyangkal pemboman atas kota itu, tv itu menegaskan bahwa tentara sedang memburu para teroris, pada saat di Turki diumumkan adanya pembentukkan Dewan Tinggi Militer Suriah untuk membebaskan Suriah.

Menurut Dewan itu 56 orang tewas di Homs, 13 orang di Reef Damaskus, 9 di Idlib, 5 di Halab, 1 orang tewas di Hama dan Haskah.

Dewan itu menyatakan, bahwa pemboman itu dinilai paling keji sejak dimulainya revolusi Suriah 11 bulan yang lalu terpusat di distrik Baba Amr, Insyaat, Kholidiyah, Bayadhah di Homs.
Para dokter dan para pekerja di Rumah Sakit lapangan di distrik Baba Amr menyerukan organisasi kedokteran untuk ikut campur menyelamatkan warga sipil yang terluka.

Para aktivis Suriah menyebarkan di internet tayangan-tayangan pemboman meriam dan bertebarannya jasad-jasad dan korban luka-luka di jalan-jalan dan rumah sakit lapangan-yang dibom tentara Suriah dengan senjata berat-mereka mengatakan bahwa itu  terjadi di distrik Baba Amr pada Senin pagi.

Para aktivis mengatakan, bahwa 4 orang terbunuh oleh tembakan pasukan keamanan Suriah di Reef Halab. Dua orang wanita juga terbunuh dan puluhan orang terluka oleh tembakan di proyek pertanian di Teftanaz dekat Idlib.

Di Madhoya Reef Damaskus, para aktivis melaporkan, bahwa dua orang tewas dan lainnya terluka setelah tentara pemerintah mengepung kota itu di tengah penembakan senjata api masif.

Di Zabdani Reef Damaskus juga para aktivis melaporkan tewasnya 2 orang anak kecil dalam pemboman meriam, pada saat pemantau HAM Suriah mengatakan bahwa tentara Suriah mengepung kota itu dengan puluhan kendaraan lapis baja dan konvoi kendaraan.
 
  TV Suriah melaporkan para aktivis membakar ban-ban untuk menampakan seolah-olah kota itu di bom

Membakar Ban
Pasukan keamanan memenuhi distrik Damar di Reef Damaskus, hal itu berbarengan dengan tembakan senjata api dan penyebaran sniper di atas bangunan tinggi.

Sebaliknya, TV Suriah menyangkal pemboman tentara atas kota Homs, menegaskan bahwa para aktivis membakar ban-ban agar api naik dari kota itu menggambarkan seolah-olah kota itu sedang dibom, tentara keamanan menangkapi para teroris dan bentrok dengan mereka.

Dalam laporan resmi kantor berita SANA, bahwa kelompok teroris  bersenjata menargetkan dua jalur minyak di distrik Baba Amr, yang mengakibatkan terjadinya kebakaran di tempat ledakan.

Dalam laporan bersambung SANA menuduh kelompok pasukan bersenjata yang tidak dikenal membunuh 3 tentara dan menculik yang lainnya, mereka terpusat di pos pemeriksaan di Jabal Zawiyah di Idlib dekat perbatasan Turki. 

Sementara itu, Ketua Dewan Nasional Suriah Burhan Galiun mensifati pemerintah Presidan Bashar al-Asad dengan pemerintah penjajah. Ia mengatakan, Asad sekarang berlaku sebagai musuh bagi rakyatnya, setelah Rusia mengajukan usulan sebagai isyarat hak veto Rusia dan Cina di Dewan Keamanan.

Galiun mendorong warga Suriah dan Arab untuk bersolidaritas bersama warga Homs, sambil membicarakan gerakan-gerakan untuk mencopot pemerintahan di tataran dunia internasional.

Pembebasan Suriah
Di pihak lain, pada hari Senin dideklarasikan pembentukan Dewan Tinggi Militer Suriah yang dikepalai Brigjen Mustafa Ahmad as-Syekh yang menjadi “kerangka organisasi dua dewan lintas mazhab, politik, ras, dan kesukuan untuk membebaskan Suriah.”

Dilaporkan, bahwa pembentukkan Dewan itu muncul setelah bermusyawarah dengan para jenderal yang membelot dan setelah “kerja keras dalam pengaturan yang mendalam barisan tentara desertir dan revolusioner yang telah menyempurnakan kewajiban pengabdian dan ingin menjadi sukarelawan di batalion kami yang berafiliasi ke cabang Dewan Militer Suriah di semua provinsi Suriah dan menggabungkan para tentara gerilyawan dan veteran ke dalam barisan Dewan Tinggi Militer Revolusi untuk membebaskan Suriah.”

Laporan itu muncul setelah digunakan hak veto Rusia dan Cina dan “konspirasi Iran yang jelas untuk memindahkan Suriah ke dalam wilayah masa depan Iran.”

Penjelasan itu tidak menyebutkan tentara pembebasan Suriah yang dipimpin Letkol Riyadh al-As’ad,  meskipun laporan itu menyebutkan bahwa juru bicara Dewan itu seharusnya Komandan Mahir an-Nuami sebagai juru bicara tentara pembebasan.

Tidak ada komentar: