Senin,
6/2/2012-15/3/1433 Al-Jazirah
Dewan Umum Revolusi Suriah mengabarkan, bahwa sejumlah orang
tewas mencapai 85 orang pada hari Senin saat tentara membombardir sejumlah kota
dan daerah dengan senjata berat mayoritas berada di Homs. Tetapi, TV Suriah
menyangkal pemboman atas kota itu, tv itu menegaskan bahwa tentara sedang
memburu para teroris, pada saat di Turki diumumkan adanya pembentukkan Dewan
Tinggi Militer Suriah untuk membebaskan Suriah.
Menurut Dewan itu 56 orang tewas di Homs, 13 orang di Reef
Damaskus, 9 di Idlib, 5 di Halab, 1 orang tewas di Hama dan Haskah.
Dewan itu menyatakan, bahwa pemboman itu dinilai paling keji
sejak dimulainya revolusi Suriah 11 bulan yang lalu terpusat di distrik Baba Amr,
Insyaat, Kholidiyah, Bayadhah di Homs.
Para dokter dan para pekerja di Rumah Sakit lapangan di
distrik Baba Amr menyerukan organisasi kedokteran untuk ikut campur
menyelamatkan warga sipil yang terluka.
Para aktivis Suriah menyebarkan di internet tayangan-tayangan
pemboman meriam dan bertebarannya jasad-jasad dan korban luka-luka di
jalan-jalan dan rumah sakit lapangan-yang dibom tentara Suriah dengan senjata
berat-mereka mengatakan bahwa itu
terjadi di distrik Baba Amr pada Senin pagi.
Para aktivis mengatakan, bahwa 4 orang terbunuh oleh tembakan
pasukan keamanan Suriah di Reef Halab. Dua orang wanita juga terbunuh dan
puluhan orang terluka oleh tembakan di proyek pertanian di Teftanaz dekat
Idlib.
Di Madhoya Reef Damaskus, para aktivis melaporkan, bahwa dua
orang tewas dan lainnya terluka setelah tentara pemerintah mengepung kota itu
di tengah penembakan senjata api masif.
Di Zabdani Reef Damaskus juga para aktivis melaporkan
tewasnya 2 orang anak kecil dalam pemboman meriam, pada saat pemantau HAM Suriah
mengatakan bahwa tentara Suriah mengepung kota itu dengan puluhan kendaraan lapis baja dan
konvoi kendaraan.
TV Suriah melaporkan para aktivis
membakar ban-ban untuk menampakan seolah-olah kota itu di bom
Membakar Ban
Pasukan keamanan memenuhi distrik Damar di Reef Damaskus, hal
itu berbarengan dengan tembakan senjata api dan penyebaran sniper di atas
bangunan tinggi.
Sebaliknya, TV Suriah menyangkal pemboman tentara atas kota
Homs, menegaskan bahwa para aktivis membakar ban-ban agar api naik dari kota
itu menggambarkan seolah-olah kota itu sedang dibom, tentara keamanan
menangkapi para teroris dan bentrok dengan mereka.
Dalam laporan resmi kantor berita SANA, bahwa kelompok
teroris bersenjata menargetkan dua jalur
minyak di distrik Baba Amr, yang mengakibatkan terjadinya kebakaran di tempat
ledakan.
Dalam laporan bersambung SANA menuduh kelompok pasukan
bersenjata yang tidak dikenal membunuh 3 tentara dan menculik yang lainnya,
mereka terpusat di pos pemeriksaan di Jabal Zawiyah di Idlib dekat perbatasan
Turki.
Sementara itu, Ketua Dewan Nasional Suriah Burhan Galiun
mensifati pemerintah Presidan Bashar al-Asad dengan pemerintah penjajah. Ia
mengatakan, Asad sekarang berlaku sebagai musuh bagi rakyatnya, setelah Rusia
mengajukan usulan sebagai isyarat hak veto Rusia dan Cina di Dewan Keamanan.
Galiun mendorong warga Suriah dan Arab untuk bersolidaritas
bersama warga Homs, sambil membicarakan gerakan-gerakan untuk mencopot
pemerintahan di tataran dunia internasional.
Pembebasan Suriah
Di pihak lain, pada hari Senin dideklarasikan pembentukan
Dewan Tinggi Militer Suriah yang dikepalai Brigjen Mustafa Ahmad as-Syekh yang
menjadi “kerangka organisasi dua dewan lintas mazhab, politik, ras, dan
kesukuan untuk membebaskan Suriah.”
Dilaporkan, bahwa pembentukkan Dewan itu muncul setelah
bermusyawarah dengan para jenderal yang membelot dan setelah “kerja keras dalam
pengaturan yang mendalam barisan tentara desertir dan revolusioner yang telah
menyempurnakan kewajiban pengabdian dan ingin menjadi sukarelawan di batalion
kami yang berafiliasi ke cabang Dewan Militer Suriah di semua provinsi Suriah
dan menggabungkan para tentara gerilyawan dan veteran ke dalam barisan Dewan
Tinggi Militer Revolusi untuk membebaskan Suriah.”
Laporan itu muncul setelah digunakan hak veto Rusia dan Cina
dan “konspirasi Iran yang jelas untuk memindahkan Suriah ke dalam wilayah masa
depan Iran.”
Penjelasan itu tidak menyebutkan tentara pembebasan Suriah
yang dipimpin Letkol Riyadh al-As’ad, meskipun
laporan itu menyebutkan bahwa juru bicara Dewan itu seharusnya Komandan Mahir
an-Nuami sebagai juru bicara tentara pembebasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar