Selasa,
7/2/2012-16/3/1433
Beberapa malam ini Bom kembali mengguncang sejumlah distrik
di Homs menurut berita para aktivis. Dalam situasi ini tentara pembebasan
Suriah mengancam Pemerintah Presiden Bashar al-Asad bahwa pihaknya akan
menerapkan strategi jitu jika tentara pemerintah belum menarik diri dari
Zabdani, Dewan Umum Revolusi Suriah mengatakan, bahwa 128 orang tewas kemarin
kebanyakan di Homs.
Para aktivis mengatakan, pemboman atas Homs kembali terjadi
setelah kemarinnya jatuh puluhan orang tewas, hal itu terjadi setelah adanya
intensifikasi operasi militer terhadap para penentang rezim pemerintah al-Asad.
Sementara itu, sayap militer tentara pembebasan Suriah
mengancam di Zabdani Reef Damaskus, bahwa pasukan itu akan menyerang sasaran
strategis pemerintah selama tentara Suriah tidak menarik diri dari distrik
Zabdani sejak pagi Selasa pagi.
Dewan Umum Revolusi Suriah mengabarkan, 128 orang tewas
akibat pemboman pasukan tentara dan keamanan ke Homs, Idlib, Zabdani Reef
Damaskus. Sementara itu kantor berita arab Suriah mengabarkan bahwa kelompok
teroris bersenjata menewaskan 3 perwira.
Dewan Umum Revolusi Suriah menyatakan, dalam penjelasan yang
diterima al-jazeerah net,bahwa jumlah korban Homs mencapai 95 orang diantaranya
2 wanita, 4 anak kecil dan satu tentara desertir. Jumlah yang tewas di Baba Amr
saja ada 61 orang syahid, sedangkan di Reef Damaskus ada 15 orang diantaranya
seorang wanita, di Idlib ada 11 orang diantaranya 2 wanita, 5 di Halab dan 1
orang di di Haskah dan Hama.
Situasi Memburuk
Dewan itu mengabarkan, bahwa situasi medan dan kemanusian di
distrik Baba Amr terus memburuk. Tembakan misil, tank-tank dan meriam terus
mengepung distrik itu setelah dihujani tidak kurang dari 500 bom tidak
membedakan dalam pembomananya antara rumah-rumah, tempat-tempat umum dan
masjid-masjid.
Dewan itu menjelaskan, bahwa pasukan Presiden Bashar al-Asad
membombardir masjid al-Anwar lebih dari sepuluh bom, hingga menyebabkan
hancurnya sejumlah besar bagian-bagian masjid itu dan membahayakan rumah-rumah
di sekitarnya, dalam kondisi situasi kemanusian yang sulit karena sangat
kekurangan obat-obatan dan gizi.
Berdasarkan hitungan Dewan itu lebih dari 200 orang
luka-mayoritas wanita, anak-anak dan usia lanjut-setelah tentara dengan sengaja
membom rumah-rumah, hingga menyebabkan banyak orang yang terluka, diantara
mereka ada yang cacat permanen seperti hilangnya salah satu anggota badan dan
salah satu matanya, ditambah lagi korban yang sekarat tanpa ada yang bisa
menolong mereka.
Para aktivis Suriah menyebarkan di internet tayangan pemboman
meriam dan tersebarnya jasad-jasad, korban terluka di jalan-jalan dan rumah
sakit lapangan- yang dibom tentara Suriah dengan senjata berat-mereka
mengatakan itu terjadi di distrik Baba Amr pada Senin pagi.
Penyangkalan Resmi
Sebaliknya, pemerintah Suriah menyangkal penembakan sejumlah
rumah dan mengatakan bahwa gambar-gambar jasad yang beterbaran di internet itu
berbeda.
Media masa Pemerintah memberitakan bahwa sejumlah “kelompok
teroris bersenjata” menembakan bom mortir di Homs, membakar ban-ban dan
menghancurkan gedung-gedung yang kosong untuk memberikan kesan kota itu sedang mengalami
serangan pasukan al-Asad.
Kantor berita Arab Suriah (SANA) menyebutkan, bahwa’Sekelompok
teroris bersenjata” melakukan penyerangan
di Homs dan membunuh seorang pekerja di pabrik tekstil. Mereka juga
membunuh 3 orang perwira dan menculik sejumlah tentara di Jabal Zawiyah di
provinsi Idlib Utara.
Media Suriah berulang-ulang menceritakan
kelompok teroris yang menargetkan warga sipil.
Dalam laporan itu yang menukil dari TV Suriah dari pejabat
kementrian Dalam Negeri mengatakan, bahwa 6 orang pasukan keamanan tewas dalam
pertempuran berhadapan dengan puluhan “teroris”. TV itu menampilkan wawancara
singkat dengan warga Suriah yang mendukung pemerintah untuk “memukul dengan
tangan besi” di Homs.
Dewan Tinggi
Dalam hubunganya dengan itu para desertir tentara Suriah
mengumumkan susunan “Dewan Tinggi Militer Suriah” untuk menempati posisi
tentara pembebasan Suriah. Dewan itu menyatakan dalam penjelasannya bahwa
panglimanya adalah Brigjen Musthafa Ahmad as-Syekh perwira tertinggi y ang membelot
dari tentara.
Penjelasan itu menambahkan, bahwa telah terjadi kesepakatan
untuk membentuk Dewan “sebagai persiapan untuk menyatakan kondisi darurat untuk
membebaskan Suriah dari rezim penguasa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar