Rabu, 08 Februari 2012

Homs Dalam Kobaran Api dan Ancaman Tentara Pembebasan


Selasa, 7/2/2012-16/3/1433

Beberapa malam ini Bom kembali mengguncang sejumlah distrik di Homs menurut berita para aktivis. Dalam situasi ini tentara pembebasan Suriah mengancam Pemerintah Presiden Bashar al-Asad bahwa pihaknya akan menerapkan strategi jitu jika tentara pemerintah belum menarik diri dari Zabdani, Dewan Umum Revolusi Suriah mengatakan, bahwa 128 orang tewas kemarin kebanyakan di Homs. 

Para aktivis mengatakan, pemboman atas Homs kembali terjadi setelah kemarinnya jatuh puluhan orang tewas, hal itu terjadi setelah adanya intensifikasi operasi militer terhadap para penentang rezim pemerintah al-Asad.

Sementara itu, sayap militer tentara pembebasan Suriah mengancam di Zabdani Reef Damaskus, bahwa pasukan itu akan menyerang sasaran strategis pemerintah selama tentara Suriah tidak menarik diri dari distrik Zabdani sejak pagi Selasa pagi.

Dewan Umum Revolusi Suriah mengabarkan, 128 orang tewas akibat pemboman pasukan tentara dan keamanan ke Homs, Idlib, Zabdani Reef Damaskus. Sementara itu kantor berita arab Suriah mengabarkan bahwa kelompok teroris bersenjata menewaskan 3 perwira.

Dewan Umum Revolusi Suriah menyatakan, dalam penjelasan yang diterima al-jazeerah net,bahwa jumlah korban Homs mencapai 95 orang diantaranya 2 wanita, 4 anak kecil dan satu tentara desertir. Jumlah yang tewas di Baba Amr saja ada 61 orang syahid, sedangkan di Reef Damaskus ada 15 orang diantaranya seorang wanita, di Idlib ada 11 orang diantaranya 2 wanita, 5 di Halab dan 1 orang di di Haskah dan Hama.

Situasi Memburuk
Dewan itu mengabarkan, bahwa situasi medan dan kemanusian di distrik Baba Amr terus memburuk. Tembakan misil, tank-tank dan meriam terus mengepung distrik itu setelah dihujani tidak kurang dari 500 bom tidak membedakan dalam pembomananya antara rumah-rumah, tempat-tempat umum dan masjid-masjid.

Dewan itu menjelaskan, bahwa pasukan Presiden Bashar al-Asad membombardir masjid al-Anwar lebih dari sepuluh bom, hingga menyebabkan hancurnya sejumlah besar bagian-bagian masjid itu dan membahayakan rumah-rumah di sekitarnya, dalam kondisi situasi kemanusian yang sulit karena sangat kekurangan obat-obatan dan gizi.

Berdasarkan hitungan Dewan itu lebih dari 200 orang luka-mayoritas wanita, anak-anak dan usia lanjut-setelah tentara dengan sengaja membom rumah-rumah, hingga menyebabkan banyak orang yang terluka, diantara mereka ada yang cacat permanen seperti hilangnya salah satu anggota badan dan salah satu matanya, ditambah lagi korban yang sekarat tanpa ada yang bisa menolong mereka.

Para aktivis Suriah menyebarkan di internet tayangan pemboman meriam dan tersebarnya jasad-jasad, korban terluka di jalan-jalan dan rumah sakit lapangan- yang dibom tentara Suriah dengan senjata berat-mereka mengatakan itu terjadi di distrik Baba Amr pada Senin pagi.

Penyangkalan Resmi
Sebaliknya, pemerintah Suriah menyangkal penembakan sejumlah rumah dan mengatakan bahwa gambar-gambar jasad yang beterbaran di internet itu berbeda.

Media masa Pemerintah memberitakan bahwa sejumlah “kelompok teroris bersenjata” menembakan bom mortir di Homs, membakar ban-ban dan menghancurkan gedung-gedung yang kosong untuk memberikan kesan kota itu sedang mengalami serangan pasukan al-Asad.
 
Kantor berita Arab Suriah (SANA) menyebutkan, bahwa’Sekelompok teroris bersenjata” melakukan penyerangan  di Homs dan membunuh seorang pekerja di pabrik tekstil. Mereka juga membunuh 3 orang perwira dan menculik sejumlah tentara di Jabal Zawiyah di provinsi Idlib Utara.

 

Media Suriah berulang-ulang menceritakan kelompok teroris yang menargetkan warga sipil.
Dalam laporan itu yang menukil dari TV Suriah dari pejabat kementrian Dalam Negeri mengatakan, bahwa 6 orang pasukan keamanan tewas dalam pertempuran berhadapan dengan puluhan “teroris”. TV itu menampilkan wawancara singkat dengan warga Suriah yang mendukung pemerintah untuk “memukul dengan tangan besi” di Homs.

Dewan Tinggi
Dalam hubunganya dengan itu para desertir tentara Suriah mengumumkan susunan “Dewan Tinggi Militer Suriah” untuk menempati posisi tentara pembebasan Suriah. Dewan itu menyatakan dalam penjelasannya bahwa panglimanya adalah Brigjen Musthafa Ahmad as-Syekh perwira tertinggi y ang membelot dari tentara.

Penjelasan itu menambahkan, bahwa telah terjadi kesepakatan untuk membentuk Dewan “sebagai persiapan untuk menyatakan kondisi darurat untuk membebaskan Suriah dari rezim penguasa”

Tidak ada komentar: